Top Gainers-Losers

Deretan Saham Ini Cuan Gede Saat Resesi Global Makin Nyata

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
27 September 2022 08:10
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (26/9/2022) kemarin, karena investor semakin khawatir dengan potensi resesi global. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,71% ke posisi 7.127,5.

Bahkan, IHSG sempat ambles nyaris 2%. Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG memang sudah dibuka anjlok ke posisi 7.178,5. Tak lama setelah itu, IHSG melemah lebih dari 1% dan semakin mendekati 7.100.

IHSG ambles 1,22% di 7.090,99 pada penutupan perdagangan sesi I. Posisi pembukaan IHSG menjadi posisi tertinggi kemarin.Sementara, posisi terendah ada di 7.039,24.

Namun di sesi II, tepatnya menjelang akhir perdagangan, koreksi IHSG cenderung terpangkas, meski tidak terlalu besar pemangkasan koreksinya. Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali.

Mayoritas saham terkoreksi kemarin, yakni sebanyak 442 saham. Sedangkan sisanya yakni 134 saham menguat dan 128 saham stagnan. Investor asing melepas saham-saham di RI, ditandai dengan aksi penjualan bersih (net sell) hingga mencapai Rp 1,37 triliun di pasar reguler.

Saat IHSG ditutup melemah, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten produsen kemasan logam yakni PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham PICO ditutup melejit 24,59% ke posisi harga Rp 456/saham.

Nilai transaksi saham PICO pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 29,97 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 71,25 juta lembar saham. Namun, investor asing melepas saham PICO sebesar Rp 244,06 juta di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 19 September hingga kemarin, saham PICO mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham PICO melonjak hingga 31,03% dan dalam sebulan terakhir, saham PICO melejit 78,13%.

Belum diketahui secara signifikan terkait kenaikan saham PICO. Tetapi, jika melihat kinerja keuangannya pada semester I-2022, PICO berhasil mencatatkan keuntungan sebesar Rp 5,8 miliar atau berbalik untung dari rugi bersih yang diderita sebesar Rp 28,9 miliar periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain saham PICO, terdapat pula saham emiten UMKM Kebab Turki Baba Rafi yakni PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) yang berada di posisi kedua di jajaran top gainers kemarin. Saham RAFI melonjak hingga 22,43% ke posisi Rp 262/saham.

Nilai transaksi saham RAFI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 78,14 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 321,82 juta lembar saham. Asing juga melepas saham RAFI sebesar Rp 772,99 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 19 September hingga kemarin, saham RAFI mencatatkan koreksi hanya sekali, stagnan sekali, dan menguat sebanyak 4 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham RAFI melonjak hingga 27,18% dan dalam sebulan terakhir, saham RAFI melesat 11,02%.

Sari Kreasi Boga atau SKB Food menjadi Perusahaan Tercatat ke-34 pada tahun 2022 dan secara keseluruhan menjadi Perusahaan Tercatat ke-800 di BEI.

Waralaba makanan dan minuman yang dimiliki dan dikuasai oleh Perseroan adalah Kebab Turki Babarafi, Container Kebab by Babarafi, Smokey Kebab, Sueger, Kebab Kitchen, Babarafi Café, Ayam Utuh, Jellyta, Raffi Express dan Ayam Pul. Perseroan mengembangkan bisnisnya bukan hanya di Indonesia, namun juga mancanegara.

Hingga saat ini, tercatat 969 mitra waralaba yang telah bergabung bersama Perseroan. Selain makanan timur tengah (kebab) Perseroan juga mengembangkan produk lain yaitu masakan yang berbahan baku ayam dan mengembangkan produk minuman dengan merek Sueger dan Jellyta.

Saat IHSG ditutup terkoreksi, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa pelayaran yakni PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) memimpin jajaran top losers kemarin. Saham LEAD ditutup ambruk 7% ke posisi harga Rp 93/saham.

Nilai transaksi saham LEAD pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,55 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 47,75 juta lembar saham. Asing melepas saham LEAD sebesar Rp 8,44 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 19 September hingga kemarin, saham LEAD mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, melemah sebanyak 2 kali, dan stagnan sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham LEAD terpantau masih melesat 6,9% dan dalam sebulan terakhir, saham LEAD juga masih melejit 72,22%.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham LEAD. Namun, perseroan mengaku telah mengikuti tender senilai US$ 5 juta pada 19 September lalu. Tender tersebut berasal dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES).

Asal tahu saja, saat ini LEAD memiliki total 41 unit kapal, dengan kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) sebagai kapal utamanya.

Di mana LEAD juga memiliki 9 unit kapal AHTS dengan 4 unit diantaranya menggunakan mesin horse power (hp) 5.000, 3 unit kapal dengan hp 1.200, dan 2 unit dengan hp 12.000.

Bagi perusahaan emiten pelayaran LEAD, 9 kapal AHTS milik mereka berkontribusi sekitar 50% bagi pendapatan perusahaan.

Selain saham LEAD, terdapat pula saham emiten properti yakni PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) yang berada di posisi kedua di jajaran top losers kemarin. Saham SMDM ambles 6,97% ke posisi Rp 374/saham.

Nilai transaksi saham SMDM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 28,49 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 70,94 juta lembar saham. Tetapi, asing mengoleksi saham SMDM sebesar Rp 1,52 miliar di pasar reguler.

Dari data perdagangan, sejak 19 September hingga kemarin, saham SMDM mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham SMDM.  Namun jika melihat laporan keuangannya, SMDM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 83,42 miliar sepanjang semester I-2022, naik 99,09% dari Rp 41,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa SMDM optimis bisa mengejar pertumbuhan penjualan dengan menggarap proyek yang sedang berjalan di mana emiten yang bergerak di sektor properti ini sedang fokus mengembangkan 3 kawasan.

Ketiga proyek utama ini meliputi Rancamaya Golf Estate, Royal Tajur dan Harvest City. Dari ketiga kawasan tersebut, SMDM menggarap proyek Kingsville kluster Amadeus Tahap 3, Ruko Kingshop tahap 2 di Rancamaya Golf Estate, Sakura Indica di Harvest City, serta low rise apartemen Royal Height tower B di Royal Tajur.

Guna menopang kinerja bisnis dan keberlanjutan usahanya, SMDM memiliki cadangan lahan (land bank) yang cukup luas. SMDM tersebar di proyek Rancamaya Golf Estate dengan luas 240 hektare (ha), Royal Tajur seluas 31 ha, serta Harvest City dengan luas 660 ha.

Land bank tersebut akan dikembangkan bertahap dengan pembukaan kluster-kluster baru yang fokus pengembangannya di arahkan ke housing (landed). Untuk proyek Harvest City, SMDM akan memperbanyak komersial area seperti kafe, restoran, supermarket bahan bangunan, dan berbagai jenis lainnya.

Pada tahun ini, SMDM menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 100 miliar. Capex tersebut akan dialokasikan untuk pembelian lahan mentah dan pematangan lahan di sekitar proyek existing, serta perbaikan beberapa kamar dan fasilitas R-Hotel Rancamaya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular