
Deretan Saham Ini Cuan Gede Saat Resesi Global Makin Nyata

Saat IHSG ditutup terkoreksi, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Saham emiten jasa pelayaran yakni PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) memimpin jajaran top losers kemarin. Saham LEAD ditutup ambruk 7% ke posisi harga Rp 93/saham.
Nilai transaksi saham LEAD pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,55 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 47,75 juta lembar saham. Asing melepas saham LEAD sebesar Rp 8,44 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak 19 September hingga kemarin, saham LEAD mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, melemah sebanyak 2 kali, dan stagnan sekali.
Dalam sepekan terakhir, saham LEAD terpantau masih melesat 6,9% dan dalam sebulan terakhir, saham LEAD juga masih melejit 72,22%.
Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham LEAD. Namun, perseroan mengaku telah mengikuti tender senilai US$ 5 juta pada 19 September lalu. Tender tersebut berasal dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES).
Asal tahu saja, saat ini LEAD memiliki total 41 unit kapal, dengan kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) sebagai kapal utamanya.
Di mana LEAD juga memiliki 9 unit kapal AHTS dengan 4 unit diantaranya menggunakan mesin horse power (hp) 5.000, 3 unit kapal dengan hp 1.200, dan 2 unit dengan hp 12.000.
Bagi perusahaan emiten pelayaran LEAD, 9 kapal AHTS milik mereka berkontribusi sekitar 50% bagi pendapatan perusahaan.
Selain saham LEAD, terdapat pula saham emiten properti yakni PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) yang berada di posisi kedua di jajaran top losers kemarin. Saham SMDM ambles 6,97% ke posisi Rp 374/saham.
Nilai transaksi saham SMDM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 28,49 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 70,94 juta lembar saham. Tetapi, asing mengoleksi saham SMDM sebesar Rp 1,52 miliar di pasar reguler.
Dari data perdagangan, sejak 19 September hingga kemarin, saham SMDM mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.
Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham SMDM. Namun jika melihat laporan keuangannya, SMDM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 83,42 miliar sepanjang semester I-2022, naik 99,09% dari Rp 41,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa SMDM optimis bisa mengejar pertumbuhan penjualan dengan menggarap proyek yang sedang berjalan di mana emiten yang bergerak di sektor properti ini sedang fokus mengembangkan 3 kawasan.
Ketiga proyek utama ini meliputi Rancamaya Golf Estate, Royal Tajur dan Harvest City. Dari ketiga kawasan tersebut, SMDM menggarap proyek Kingsville kluster Amadeus Tahap 3, Ruko Kingshop tahap 2 di Rancamaya Golf Estate, Sakura Indica di Harvest City, serta low rise apartemen Royal Height tower B di Royal Tajur.
Guna menopang kinerja bisnis dan keberlanjutan usahanya, SMDM memiliki cadangan lahan (land bank) yang cukup luas. SMDM tersebar di proyek Rancamaya Golf Estate dengan luas 240 hektare (ha), Royal Tajur seluas 31 ha, serta Harvest City dengan luas 660 ha.
Land bank tersebut akan dikembangkan bertahap dengan pembukaan kluster-kluster baru yang fokus pengembangannya di arahkan ke housing (landed). Untuk proyek Harvest City, SMDM akan memperbanyak komersial area seperti kafe, restoran, supermarket bahan bangunan, dan berbagai jenis lainnya.
Pada tahun ini, SMDM menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 100 miliar. Capex tersebut akan dialokasikan untuk pembelian lahan mentah dan pematangan lahan di sekitar proyek existing, serta perbaikan beberapa kamar dan fasilitas R-Hotel Rancamaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)[Gambas:Video CNBC]