Investor Harap Waspadai Gempa Susulan IHSG di Sesi Kedua
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terlempar dari level psikologis 7.200 pada perdagangan Jumat (23/9/2022). IHSG melemah 0,43% dan ditutup di 7.187,87 pada sesi I.
Statistik perdagangan mencatat ada 225 saham yang mengalami pelemahan, 289 saham menguat dan 175 saham stagnan. Pergerakan IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham kawasan Asia yang kompak terkoreksi. Namun pelemahan IHSG terbilang masih relatif baik di saat indeks Shang Hai Composite melemah lebih dari 1%.
Ketiga indeks utama Wall Street menyelesaikan sesi hari Kamis di zona merah. S&P 500 turun 0,84%, sedangkan indeks padat teknologi NASDAQ ambles 1,37%. Terakhir indeks perusahaanblue chipDow Jones Industrial Average ditutup 107,10 poin lebih rendah, atau melemah 0,35%.
"The Fed membuka jalan bagi sebagian besar ekonomi dunia untuk melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif yang [berpotensi] menyebabkan resesi global, dan seberapa parahnya akan ditentukan pada berapa lama inflasi turun," kata Ed Moya , seorang analis pasar senior di Oanda dilansirCNBC Internasional.
Kenaikan siklus kali ini sejatinya sesuai dengan ekspektasi pasar, akan tetapi komentar The Fed yang mengindikasikan The Fed tetaphawkishmembuat investor makin waswas. Tingkat suku bunga terminal atau posisi FFR di mana bank sentral akan mengakhiri rezim pengetatannya diproyeksikan akan mencapai 4,6%.
Setelah melemah di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II nanti? Simak ulasan teknikal di bawah ini.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak turun dengan batas BB terdekat di 7.189.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI berada di 46,16.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak bersiap memotong garis EMA 26 dari atas dan juga bar histogram bersiap menuju area negatif.
Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, peluang IHSG untuk melemah masih terbuka. Waspadai IHSG menguji support terdekat di 7.140.
(trp)