
Gak Cuma Soal Suku Bunga Naik, Kamu Juga Wajib Baca Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (22/9/2022), setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunganya sebesar setengah poin persentase.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,43% ke posisi 7.218,91. IHSG kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.200.
Pada awal perdagangan sesi I, IHSG dibuka melemah 0,51% di posisi 7.151,31. Menuju akhir pekan bagaimana pergerakan pasar? Sebelum memulai perdagangan Jumat (23/9/2022), yuk simak kabar emiten berikut ini:
1. Emiten Sandiaga Uno Jual Saham TBIG, Raup Rp 2,7 T!
PT Wahana Anugerah Sejahtera mengurangi porsi kepemilikannya di PT Tower Bersama Infratructure Tbk (TBIG). Wahana Anugerah Sejahtera tak lain adalah anak usaha emiten milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).
Wahana Anugerah sebelumnya memiliki 2,09 miliar atau setara 9,26% saham TBIG. Kemudian, perusahaan ini menjual sekitar 970 juta saham TBIG. Sehingga, Wahana Anugerah saat ini memiliki 1,12 miliar atau setara 4,95% saham TBIG.
Transaksi dilakukan pada 20 September kemarin. Rata-rata harga penjualannya Rp 2.830 per saham. Dus, SRTG meraup dana segar sekitar Rp 2,76 triliun.
Catatan saja, berdasarkan laporan keuangan perseroan untuk periode Juni 2022, laba bersih yang dapat diatribusikan untuk entitas induk mencapai Rp 3,31 triliun.
Angka ini juga turun 78% dari periode yang sama tahun lalu dimana perseroan berhasil mencatatkan laba Rp 15,28 triliun. Penurunan ini tak lepas dari kerugian Rp 250 miliar di periode April-Juni 2022.
Salah satu faktor penyebab penurunan signifikan tersebut adalah tergerusnya pendapatan neto atas investasi saham dan efek ekuitas lainnya. Pada pos pendapatan neto atas investasi saham dan efek ekuitas lainnya, SRTG mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,71 triliun turun 81% dari Rp 14,49 triliun yang berhasil dibukukan pada Juni 2021.
Sebagai perusahaan holding investasi yang menempatkan uangnya di perusahaan portofolio, penurunan ini disebabkan karena pergerakan saham dari investee yang dimiliki. Secara detail, keuntungan neto pada pos tersebut yang disumbang dari segmen saham blue chip hanya Rp 3,45 triliun, padahal sebelumnya mencapai Rp 13,30 triliun.
2. Bos BI Ramal Dunia Gelap di 2022, Tahun Depan Lebih Parah
Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah disertai dengan tingginya tekanan inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih besar pada 2023, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok bahkan disertai dengan risiko resesi di sejumlah negara maju.
"Faktornya, masih terjadinya disrupsi atau gangguan mata rantai pasokan global dan kebijakan proteksionisme di berbagai negara, berlanjutnya ketegangan politik, heatwave, dan respon kebijakan suku bunga yang agresif di Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara," jelas Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/9/2022).
Inflasi di negara maju maupun emerging market meningkat tinggi, bahkan inflasi inti berada dalam tren meningkat sehingga mendorong bank sentral di banyak negara melanjutkan kebijakan moneter agresif.
Perry bilang, perkembangan terkini menunjukkan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dan diperkirakan masih akan meningkat.
Perkembangan tersebut mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mengganggu aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
"Menurut perkiraan, pertumbuhan ekonomi global tahun ini 2,8%, tahun depan kami perkiraan bisa turun jadi 2,7% dan ada risiko ke 2,6%," jelas Perry.
"Amerika Serikat memang tahun ini masih tumbuh sekitar 2,1%, namun tahun depan 1,5%. Eropa tahun ini 2,1% dan tahun depan lebih rendah menjadi 1,2%, Tiongkok tahun ini 3,2% dan tahun depan 4,6%," kata Perry lagi.
3. Bos Astra Kode Keras Bakal Terus Tambah Saham Hermina (HEAL)
PT Astra International Tbk (ASII) kembali menambah kepemilikan saham PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL). Transaksinya dilakukan pada 16 September kemarin.
Pada tanggal tersebut, ASII membeli 140,29 juta saham dengan rata-rata harga Rp 1.375 per saham. Artinya, perusahaan mengeluarkan Rp 192,91 miliar untuk transaksi tersebut.
Sebelum adanya transaksi, porsi kepemilikan ASII atas HEAL sebesar 6,50% atau setara 970,52 juta saham HEAL. Setelah transaksi, porsinya bertambah jadi 1,11 miliar atau setara 7,45% saham HEAL.
Direktur Astra International Gidion Hasan mengatakan, Astra secara berkala melakukan tinjauan strategis terhadap lini bisnis tersebut. Bahkan, jika merasa investasi tersebut dapat saling menguntungkan, perseroan dapat menambah kepemilikan saham.
"Jika kami merasa bisa memberikan nilai tambah ke Hermina dan Hermina bisa memberikan sinergi, kalau ada peluang kami akan menambah (saham) di RS Hermina. Terlebih, jika kolaborasi ini juga memberikan nilai lebih untuk stakeholder," jelasnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (22/9/2022).
Ia menambahkan, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan Hermina dan Halodoc yang akan meningkatkan sektor kesehatan secara keseluruhan.
4. Sinergi dengan Bank bjb, Bisnis Tugu Insurance Semakin Kuat
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) telah melakukan penandatanganan kerja sama bancassurance untuk produk asuransi kendaraan bermotor T Ride (Roda Dua) dan asuransi kendaraan bermotor T Drive (Roda Empat) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb).
Dengan kerja sama ini, bisnis Tugu Insurance ke depan semakin kuat karena pundi-pundi premi yang bisa diperoleh Tugu Insurance dari kendaraan bermotor dapat meningkat, lewat jalur distribusi pemasaran bank.
Bank bjb sendiri saat ini memiliki basis nasabah yang sangat besar. Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk dari komitmen Bank bjb dengan Tugu Insurance dalam memberikan proteksi serta layanan terbaik bagi nasabah Bank bjb yang mengambil kredit kendaraan bermotor.
"Kami berharap kemitraan strategis di jalur bancassurance ini dapat menjadi kerja sama yang kuat dan memberikan banyak manfaat bagi nasabah dan tentunya kami optimis ini bisa menjadi awal yang positif untuk mendorong rencana bisnis perusahaan yang strategis sebagai langkah awal untuk jangka panjang yang berkesinambungan," kata Direktur Pemasaran Asuransi Tugu Insurance, Ery Widiatmoko Kamis (22/9/2022).
Seperti diketahui, Tugu Insurance mencatatkan pendapatan premi bruto (konsolidasian) Rp 3,53 triliun di Semester I-2022 dengan didominasi oleh premi dari Class of Business (CoB) Fire & Property sebesar Rp 1,35 triliun, Offshore sebesar Rp 467,68 miliar dan Motor Vehicle sebesar Rp 200,76 miliar yang mengalami kenaikan 13% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 177,73 miliar.
5. Disuntik PMN Rp7,5 T, Garuda Diramal Laba US$ 647 Juta di 2026
Pemerintah mengemukakan bahwa maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) berpotensi mencetak laba pada tahun ini hingga 2026.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban mengungkapkan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada pertengahan 2022 telah menunjukkan kinerja yang lebih baik dari 2020 dan 2021.
Adapun, pendapatan usaha sudah lebih besar dari beban usaha. Sementara itu, selisih aset dan liabilitas juga membaik.
"Ada insiatif strategis, mereka untuk melakukan optimalisasi route network yang secara operasi menguntungkan dan bersinergi dengan Citilink terkait rute-rute ke depannya," kata Rionald, dalam rapat kerja dengan Komisi XI di DPR RI, Kamis (22/9/2022).
Selain itu, pemerintah juga melihat Garuda berhasil mengurnagi jumlah pesawat dan airframe secara material. Lebih lanjut, Garuda juga sukses melakukan negosiasi tarif sewa pesawat dan lease terms dengan lessor.
Rionald menuturkan Garuda juga mengoptimalisasi bisnis kargonya. "Sehingga pada 2022 diharapkan Garuda masih bisa laba walaupun bagian dari rencana restrukturisasi finanasial," kata Rionald.
Sejalan dengan restrukturisasi ini, Rionald memperkirakan Garuda dapat membukukan laba ke depannya. Garuda akan menuai laba US$399 juta pada 2023, US$589 juta pada 2024, dan US$631 juta pada 2025. Pada 2026, Garuda diperkirakan meraup laba hingga US$647 juta.
Garuda Indonesia sendiri akan menerima suntikan PNM senilai Rp 7,5 juta dari pemerintah, dalam rangka penyehatan neraca keuangan perusahaan. Namun, Garuda diwajibkan melakukan rights issue dan mendapatkan putusan homologasi.
6. Bocoran dari Bos Toyota, Jual 3,5 Juta Mobil Listrik di 2030
PT Astra Internasional Tbk (ASII) akan mendukung kebijakan pemerintah dalam program pengurangan emisi karbon dengan mulai merambah pada kendaraan listrik.
Vice President Director Toyota Astra Motor Henry Tanoto mengungkapkan, pihaknya akan berinvestasi lebih pada kendaraan listrik dengan target sebanyak 30 model atau sebanyak 3,5 juta kendaraan listrik berbasis baterai hingga 2030 mendatang.
"Kami selalu mendukung kebijakan pemerintah bagaimana mengadopsi EV dan mengurangi emisi karbon. Principal movement kita mengumumkan komitmen akan menginvestasi lebih di EV dengan target ada 30 EV model hingga 2030 dengan target 3,5 juta BEV," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (22/9/2022).
Henry menyebut, tahun ini Astra memperkenalkan Lexus UX 300 sebagai kendaraan BEV yang diberikan kesempatan untuk mendukung kegiatan Presidensi G20. "Kebanggaan buat kita, terima kasih kepada pemerintah yang telah beri kesempatan. Di GIAS juga kita tampilkan BEV dari Toyota yang pertama," tuturnya.
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana perusahaan dapat berkontribusi lebih besar terhadap pengurangan bahan bakar. Harapannya dengan memiliki teknologi yang ramah lingkungan merupakan suatu kesempatan bagi perusahaan dan dari masyarakat untuk mengurangi emisi karbon.
"Di Toyota selain menyediakan BEV model, kita siapkan Hybrid model. Akhir tahun ini keluarkan produk lokal untuk hybrid," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Astra Johannes Loman mengatakan, PT Astra International Tbk (ASII) melalui PT Astra Honda Motor juga memiliki roadmap bisnis sepeda motor listrik di Indonesia pada tahun ini.
"Partner kami, Honda Motor pada tanggal 13 September yang lalu telah mengumumkan akan memperkenalkan 5 model electric mobile dan electric bicycle yang compact dan terjangkau untuk masyarakat kita, mulai saat ini hingga tahun 2024, di Asia, Eropa, Jepang, dan Tiongkok," ungkapnya.
Selain itu, untuk penggunaan personel atau disebut electric motorcycles commuter, Honda berencana untuk memperkenalkan dua sepeda motor listrik pada tahun 2024 dan 2025, di Asia termasuk Indonesia, Eropa dan juga Jepang.
"Jadi untuk Indonesia pada tahun ini, Astra Honda Motor akan menyampaikan roadmap dan strategi bisnis sepeda motor listrik di Indonesia," pungkasnya.
7. Bagaimana Ceritanya Happy Hapsoro Berbisnis Gas ke Properti?
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) merupakan perusahaan yang bergerak di industri gas alam. Ini adalah perusahaan milik suami Ketua DPR-RI Puan Maharani, Happy Hapsoro.
Pria dengan nama asli Hapsoro Sukmonohadi tersebut memiliki 1,2 miliar atau setara 28,51% saham RAJA. Meski bukan yang terbesar, ia adalah pemegang saham pengendali RAJA.
Belakangan, Happy Hapsoro masuk bisnis properti. Manuver ini terlihat dari akuisisi sebagian saham PT Sanurhasta Mitra (MINA) melalui kendaraan investasinya, PT Basis Utama Prima.
Per 19 September 2022, Basis Utama Prima memiliki 3 miliar saham MINA. Ini setara dengan porsi kepemilikan 45,71%.
Belum diketahui dari porsi saham siapa Happy Hapsoro melakukan aksi senyapnya tersebut. Namun, dalam daftar KSEI sehari sebelumnya, sebanyak 45,71% saham MINA dicatatkan dengan nominee CGS-CIMB Client.
Asal tahu saja, berdasarkan dokumen AHU, sebesar 99,99% kepemilikan Basis Utama Prima dikuasai 99,99% oleh Happy Hapsoro. Basis Utama Prima juga memiliki nama alias Basis Investment.
Aksi tersebut membuat Happy Hapsoro menjadi pemegang saham terbesar MINA. Disusul di posisi kedua terbesar ada Eddy Suwarno yang memiliki 361,26 juta atau setara 5,50% saham MINA. Sedang sisanya sebesar 5,30% dimiliki oleh ASABRI.
MINA adalah pengembang properti. Salah satu aset utamanya adalah, pengelolaan lahan pengelola tanah seluas 40.663 m2 di kawasan Umalas, Sanur Kauh, Denpasar Selatan. Aset primer ini sedang dalam proses pengembangan untuk meningkatkan nilainya.
8. Saham Grup Bakrie Turun Berjilid-jilid, Waktunya Balik Arah?
Saham emiten Grup Bakrie terpantau bervariasi pada perdagangan sesi I, Kamis (22/9/2022), setelah beberapa hari sebelumnya terkoreksi. Saham emiten Grup Bakrie yang terpantau ambles hari ini adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Sedangkan yang menguat yakni PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Namun, untuk saham emiten holding yang menaungi berbagai anak usaha Grup Bakrie yakni PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) stagnan pada perdagangan sesi I hari ini.
Berikut pergerakan saham Grup Bakrie pada perdagangan sesi I, Kamis (22/9/2022).
Saham BUMI ditutup ambles 3,18% ke posisi harga Rp 152/unit pada perdagangan sesi I hari ini. Nilai transaksi saham BUMI mencapai Rp 983 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 6 miliar lembar saham.
Sedangkan saham ENRG terpantau merosot 1,47% ke posisi Rp 268/unit. Nilai transaksi saham ENERG mencapai Rp 6 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 23 juta lembar saham.
Namun untuk saham DEWA dan BRMS terpantau menghijau masing-masing 1,61% dan 2,29%. Sedangkan BNBR stagnan di harga Rp 53/unit.
Sebelumnya, saham Grup Bakrie sempat terkoreksi berhari-hari, di mana awal dari koreksi saham Grup Bakrie terjadi pada awal September ini.
Dalam sepekan terakhir, saham BUMI menjadi yang paling parah koreksinya yakni ambles 20%. Sedangkan saham ENRG menjadi yang paling rendah koreksinya dalam sepekan terakhir, yakni merosot 6,29%.
Adapun dalam sebulan terakhir, saham BRMS menjadi yang paling besar koreksinya yakni ambruk 30,08%. Sedangkan saham ENRG masih melesat hingga 15,52%.
Ambruknya saham Grup Bakrie memang belum diketahui secara pasti. Tetapi, dengan melesatnya harga saham BUMI, BRMS, dan BNBR pada akhir Agustus lalu membuat investor masih merealisasikan keuntungannya hingga hari ini.
Selain itu, harga saham BUMI dan BRMS yang dinilai sudah cukup tinggi karena sempat melesat berhari-hari membuat investor juga masih melakukan aksi profit taking.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?