Gak Cuma Soal Suku Bunga Naik, Kamu Juga Wajib Baca Ini

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Jumat, 23/09/2022 08:25 WIB
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (22/9/2022), setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunganya sebesar setengah poin persentase.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,43% ke posisi 7.218,91. IHSG kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.200.

Pada awal perdagangan sesi I, IHSG dibuka melemah 0,51% di posisi 7.151,31. Menuju akhir pekan bagaimana pergerakan pasar? Sebelum memulai perdagangan Jumat (23/9/2022), yuk simak kabar emiten berikut ini:


1. Emiten Sandiaga Uno Jual Saham TBIG, Raup Rp 2,7 T!

PT Wahana Anugerah Sejahtera mengurangi porsi kepemilikannya di PT Tower Bersama Infratructure Tbk (TBIG). Wahana Anugerah Sejahtera tak lain adalah anak usaha emiten milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).

Wahana Anugerah sebelumnya memiliki 2,09 miliar atau setara 9,26% saham TBIG. Kemudian, perusahaan ini menjual sekitar 970 juta saham TBIG. Sehingga, Wahana Anugerah saat ini memiliki 1,12 miliar atau setara 4,95% saham TBIG.

Transaksi dilakukan pada 20 September kemarin. Rata-rata harga penjualannya Rp 2.830 per saham. Dus, SRTG meraup dana segar sekitar Rp 2,76 triliun.

Catatan saja, berdasarkan laporan keuangan perseroan untuk periode Juni 2022, laba bersih yang dapat diatribusikan untuk entitas induk mencapai Rp 3,31 triliun.

Angka ini juga turun 78% dari periode yang sama tahun lalu dimana perseroan berhasil mencatatkan laba Rp 15,28 triliun. Penurunan ini tak lepas dari kerugian Rp 250 miliar di periode April-Juni 2022.

Salah satu faktor penyebab penurunan signifikan tersebut adalah tergerusnya pendapatan neto atas investasi saham dan efek ekuitas lainnya. Pada pos pendapatan neto atas investasi saham dan efek ekuitas lainnya, SRTG mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,71 triliun turun 81% dari Rp 14,49 triliun yang berhasil dibukukan pada Juni 2021.

Sebagai perusahaan holding investasi yang menempatkan uangnya di perusahaan portofolio, penurunan ini disebabkan karena pergerakan saham dari investee yang dimiliki. Secara detail, keuntungan neto pada pos tersebut yang disumbang dari segmen saham blue chip hanya Rp 3,45 triliun, padahal sebelumnya mencapai Rp 13,30 triliun.

2. Bos BI Ramal Dunia Gelap di 2022, Tahun Depan Lebih Parah

Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah disertai dengan tingginya tekanan inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih besar pada 2023, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok bahkan disertai dengan risiko resesi di sejumlah negara maju.

"Faktornya, masih terjadinya disrupsi atau gangguan mata rantai pasokan global dan kebijakan proteksionisme di berbagai negara, berlanjutnya ketegangan politik, heatwave, dan respon kebijakan suku bunga yang agresif di Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara," jelas Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/9/2022).

Inflasi di negara maju maupun emerging market meningkat tinggi, bahkan inflasi inti berada dalam tren meningkat sehingga mendorong bank sentral di banyak negara melanjutkan kebijakan moneter agresif.

Perry bilang, perkembangan terkini menunjukkan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dan diperkirakan masih akan meningkat.

Perkembangan tersebut mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mengganggu aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

"Menurut perkiraan, pertumbuhan ekonomi global tahun ini 2,8%, tahun depan kami perkiraan bisa turun jadi 2,7% dan ada risiko ke 2,6%," jelas Perry.

"Amerika Serikat memang tahun ini masih tumbuh sekitar 2,1%, namun tahun depan 1,5%. Eropa tahun ini 2,1% dan tahun depan lebih rendah menjadi 1,2%, Tiongkok tahun ini 3,2% dan tahun depan 4,6%," kata Perry lagi.

3. Bos Astra Kode Keras Bakal Terus Tambah Saham Hermina (HEAL)

PT Astra International Tbk (ASII) kembali menambah kepemilikan saham PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL). Transaksinya dilakukan pada 16 September kemarin.
Pada tanggal tersebut, ASII membeli 140,29 juta saham dengan rata-rata harga Rp 1.375 per saham. Artinya, perusahaan mengeluarkan Rp 192,91 miliar untuk transaksi tersebut.

Sebelum adanya transaksi, porsi kepemilikan ASII atas HEAL sebesar 6,50% atau setara 970,52 juta saham HEAL. Setelah transaksi, porsinya bertambah jadi 1,11 miliar atau setara 7,45% saham HEAL.

Direktur Astra International Gidion Hasan mengatakan, Astra secara berkala melakukan tinjauan strategis terhadap lini bisnis tersebut. Bahkan, jika merasa investasi tersebut dapat saling menguntungkan, perseroan dapat menambah kepemilikan saham.

"Jika kami merasa bisa memberikan nilai tambah ke Hermina dan Hermina bisa memberikan sinergi, kalau ada peluang kami akan menambah (saham) di RS Hermina. Terlebih, jika kolaborasi ini juga memberikan nilai lebih untuk stakeholder," jelasnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (22/9/2022).

Ia menambahkan, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan Hermina dan Halodoc yang akan meningkatkan sektor kesehatan secara keseluruhan.

4. Sinergi dengan Bank bjb, Bisnis Tugu Insurance Semakin Kuat

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) telah melakukan penandatanganan kerja sama bancassurance untuk produk asuransi kendaraan bermotor T Ride (Roda Dua) dan asuransi kendaraan bermotor T Drive (Roda Empat) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb).

Dengan kerja sama ini, bisnis Tugu Insurance ke depan semakin kuat karena pundi-pundi premi yang bisa diperoleh Tugu Insurance dari kendaraan bermotor dapat meningkat, lewat jalur distribusi pemasaran bank.

Bank bjb sendiri saat ini memiliki basis nasabah yang sangat besar. Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk dari komitmen Bank bjb dengan Tugu Insurance dalam memberikan proteksi serta layanan terbaik bagi nasabah Bank bjb yang mengambil kredit kendaraan bermotor.

"Kami berharap kemitraan strategis di jalur bancassurance ini dapat menjadi kerja sama yang kuat dan memberikan banyak manfaat bagi nasabah dan tentunya kami optimis ini bisa menjadi awal yang positif untuk mendorong rencana bisnis perusahaan yang strategis sebagai langkah awal untuk jangka panjang yang berkesinambungan," kata Direktur Pemasaran Asuransi Tugu Insurance, Ery Widiatmoko Kamis (22/9/2022).

Seperti diketahui, Tugu Insurance mencatatkan pendapatan premi bruto (konsolidasian) Rp 3,53 triliun di Semester I-2022 dengan didominasi oleh premi dari Class of Business (CoB) Fire & Property sebesar Rp 1,35 triliun, Offshore sebesar Rp 467,68 miliar dan Motor Vehicle sebesar Rp 200,76 miliar yang mengalami kenaikan 13% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 177,73 miliar. 


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat

Pages