
Lupakan The Fed, Harga Minyak Nanjak Lagi 'Didukung' China

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia menguat karena kekhawatiran pasokan minyak Rusia dan kembalinya permintaan dari China.
Pada Kamis (22/9/2022) harga minyak mentah Brent tercatat US$ 90,46 per barel, naik 0,7% dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$ 83,25 per barel, naik 0,66%.
Rusia mendorong jumlah masyarakat yang ikut wajib militer menjadi yang terbesar sejak perang dunia kedua. Hal ini meningkatkan kekhawatiran eskalasi perang di Ukraina lebih lanjut dapat merusak pasokan.
"Retorika permusuhan (Presiden Rusia Vladimir) Putin adalah apa yang menopang pasar ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Kendala pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menambah dukungan lebih lanjut, kata para analis.
"Ekspor minyak mentah OPEC telah mendatar dari kenaikan kuat pada awal bulan ini," kata Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS.
Uni Eropa sedang mempertimbangkan pembatasan harga minyak, pembatasan yang lebih ketat pada ekspor teknologi tinggi ke Rusia dan lebih banyak sanksi terhadap individu. Sanksi tersebut dikatakan perlu diterapkan juga ke perdagangan turunan energi.
Sementara itu, permintaan minyak mentah di China, importir minyak terbesar dunia, sedang rebound, setelah diredam oleh pembatasan ketat Covid-19.
Rata-rata tingkat penyulingan di kilang milik negara China telah naik menjadi 73,74% pada minggu lalu, naik 2,56% dari akhir Agustus, menurut broker China SHZQ Futures.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap) Next Article Usai Serangan Iran ke Israel, Harga Minyak Dunia Tergelincir
