Top Gainers-Losers

Saat BI Naikkan Suku Bunga, Ada Saham Terbang 25% & Turun 10%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 September 2022 06:35
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (22/9/2022) kemarin, setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunganya sebesar setengah poin persentase.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,43% ke posisi 7.218,91. IHSG kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.200.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah 0,51% di posisi 7.151,31. Sekitar pukul 10:30 WIB, IHSG kembali bangkit dan berhasil ditutup di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I.

Di sesi II kemarin, penguatan IHSG semakin meningkat dan pada akhirnya berhasil ditutup di zona hijau dan kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.200 pada akhir perdagangan sesi II.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 14 triliun dengan melibatkan 31 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 277 saham menguat, 233 saham terkoreksi, dan 185 saham lainnya mendatar.

Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 407,54 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing melakukan pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,24 triliun.

Saat IHSG ditutup menguat, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten komponen elektronik dan komponen sepeda yakni PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham SLIS ditutup melejit 25% ke posisi harga Rp 450/saham.

Nilai transaksi saham SLIS pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 311,51 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 741,17 juta lembar saham. Namun, investor asing melepas saham SLIS sebesar Rp 3,01 miliar di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 12 September hingga kemarin, saham SLIS hanya mencatatkan koreksi sebanyak 3 kali, sedangkan sisanya menguat sebanyak 6 kali. 

Dalam sepekan terakhir, saham SLIS melejit 77,17% dan dalam sebulan terakhir, saham SLIS meroket 192,21%.

Melesatnya saham SLIS dipicu persaingan kendaraan listrik dalam negeri mulai menghangat. Pada Agustus lalu, SLIS meluncurkan Selis Bromo, mobil listrik roda tiga pertama di Indonesia.

Selis Bromo merupakan mobil listrik yang memiliki desain yang lebih compact dengan teknologi listrik dan panel surya. Peluncuran produk baru Selis ini dilakukan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 yang digelar pada 11 hingga 21 Agustus lalu.

Peluncuran Selis Bromo ini merupakan inovasi baru karena selain dengan tenaga listrik, mobil listrik ini juga bisa mendapatkan energi tambahan dari sinar matahari.

Selain untuk mengembangkan pasar kendaraan listrik di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam mendorong transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT), hadirnya Selis Bromo juga sebagai strategi perusahaan dalam memperluas pasar baru secara global.

Saat ini, pemerintah Indonesia menargetkan pada kurun 2021-2025 terdapat 400.000 mobil listrik dan 1,7 juta motor listrik dapat beroperasi demi melakukan transisi ke EBT dan mencapai netral karbon atau net zero emission pada 2060. Pada 2035, pemerintah juga berharap jumlah kendaraan listrik bertambah lagi menjadi 5,7 juta unit mobil listrik dan 46,3 juta motor listrik.

Potensi inilah yang menjadi sentimen positif bagi emiten berkode SLIS ini. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022, SLIS telah berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 15,05 miliar atau naik 15,23% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 13,6 miliar.

Saat IHSG ditutup menguat, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa sarana produksi budidaya ikan air payau dan jasa pasca panen budidaya ikan air payau yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) kembali memimpin jajaran top losers kemarin, setelah pada perdagangan Rabu lalu keluar dari jajaran top losers.

Saham AMMS ditutup ambruk 9,94% ke posisi harga Rp 163/saham. Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 114,09 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 650,88 juta lembar saham. Asing melepas saham AMMS sebesar Rp 81,33 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 12 September hingga kemarin, saham AMMS mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali dan melemah sebanyak 5 kali. 

Dalam sepekan terakhir, saham AMMS terpantau ambruk 28,51%. Namun dalam sebulan terakhir, saham AMMS masih melonjak 28,35%.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham AMMS. Namun, investor terlihat masih melepas saham AMMS kemarin.

Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022. Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, Agung Menjangan Mas berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular