
Saat BI Naikkan Suku Bunga, Ada Saham Terbang 25% & Turun 10%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (22/9/2022) kemarin, setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunganya sebesar setengah poin persentase.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,43% ke posisi 7.218,91. IHSG kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.200.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah 0,51% di posisi 7.151,31. Sekitar pukul 10:30 WIB, IHSG kembali bangkit dan berhasil ditutup di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I.
Di sesi II kemarin, penguatan IHSG semakin meningkat dan pada akhirnya berhasil ditutup di zona hijau dan kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.200 pada akhir perdagangan sesi II.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 14 triliun dengan melibatkan 31 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 277 saham menguat, 233 saham terkoreksi, dan 185 saham lainnya mendatar.
Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 407,54 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing melakukan pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,24 triliun.
Saat IHSG ditutup menguat, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.
![]() |
Saham emiten komponen elektronik dan komponen sepeda yakni PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham SLIS ditutup melejit 25% ke posisi harga Rp 450/saham.
Nilai transaksi saham SLIS pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 311,51 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 741,17 juta lembar saham. Namun, investor asing melepas saham SLIS sebesar Rp 3,01 miliar di pasar reguler.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 12 September hingga kemarin, saham SLIS hanya mencatatkan koreksi sebanyak 3 kali, sedangkan sisanya menguat sebanyak 6 kali.
Dalam sepekan terakhir, saham SLIS melejit 77,17% dan dalam sebulan terakhir, saham SLIS meroket 192,21%.
Melesatnya saham SLIS dipicu persaingan kendaraan listrik dalam negeri mulai menghangat. Pada Agustus lalu, SLIS meluncurkan Selis Bromo, mobil listrik roda tiga pertama di Indonesia.
Selis Bromo merupakan mobil listrik yang memiliki desain yang lebih compact dengan teknologi listrik dan panel surya. Peluncuran produk baru Selis ini dilakukan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 yang digelar pada 11 hingga 21 Agustus lalu.
Peluncuran Selis Bromo ini merupakan inovasi baru karena selain dengan tenaga listrik, mobil listrik ini juga bisa mendapatkan energi tambahan dari sinar matahari.
Selain untuk mengembangkan pasar kendaraan listrik di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam mendorong transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT), hadirnya Selis Bromo juga sebagai strategi perusahaan dalam memperluas pasar baru secara global.
Saat ini, pemerintah Indonesia menargetkan pada kurun 2021-2025 terdapat 400.000 mobil listrik dan 1,7 juta motor listrik dapat beroperasi demi melakukan transisi ke EBT dan mencapai netral karbon atau net zero emission pada 2060. Pada 2035, pemerintah juga berharap jumlah kendaraan listrik bertambah lagi menjadi 5,7 juta unit mobil listrik dan 46,3 juta motor listrik.
Potensi inilah yang menjadi sentimen positif bagi emiten berkode SLIS ini. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022, SLIS telah berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 15,05 miliar atau naik 15,23% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 13,6 miliar.