Korban Keganasan Dolar AS: Yen di Rekor Terlemah 24 Tahun!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 21/09/2022 14:20 WIB
Foto: Ilustrasi Mata Uang Yen (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Idonesia - Nilai tukar yen Jepang masih belum mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pekan ini. Malahan yen kini kembali mendekati rekor terlemah dalam 24 tahun terakhir.

Melansir data Refinitiv, yen melemah 0,24% ke JPY 144,07/US$. Dalam dua hari sebelumnya, yen juga melemah 0,2% dan 0,36%. Sementara rekor terlemah dalam 24 tahun terakhir JPY 144,98/US$ dicapai pada 7 September lalu.

Sementara melawan rupiah, yen diperdagangkan di kisaran Rp 104,39/JPY, berada di dekat level terendah dalam 7 tahun terakhir.


Jebloknya yen tidak lepas dari perbedaan kebijakan moneter yang diambil bank sentralnya, Bank of Japan (BoJ).

BoJ kini menjadi satu-satunya bank sentral utama yang belum mengetatkan kebijakan moneternya. Sebelumnya ada bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang masih alam menahan suku bunganya, tetapi kini sudah berubah menjadi agresif.

Bank sentral pimpinan Haruhiko Kuroda ini masih mempertahankan suku bunga sebesar minus (-) 0,1%, dan yield curve control (YCC), di mana obligasi tenor 10 tahun imbal hasilnya dijaga dekat 0%.

Dengan kebijakan YCC, ketika imbal hasil obligasi tenor 10 tahun menjauhi 0%, maka BoJ akan melakukan pembelian. Artinya, "menyuntikkan" likuiditas ke perekonomian.
Di sisi lain, bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, dan tidak menutup kemungkinan 100 basis poin pada Kamis dini hari waktu Indonesia besok.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga besok.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini.Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, semuanya kompak memperkirakan kubu MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan.

Sebanyak 12 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,00% sementara dua lembaga/institusi memproyeksi kenaikan BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,25%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS