Investor 'Panas Dingin' Tunggu The Fed, Harga Tembaga Loyo

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 September 2022 11:34
Ilustrasi batu tembaga. (Dok: Detikcom/Dikhy Sasra)
Foto: Ilustrasi batu tembaga. (Dok: Detikcom/Dikhy Sasra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melemah pada perdagangan hari ini karena investor mengantisipasi kenaikan suku bunga agresif lainnya dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

Pada Rabu (21/9/2022) pukul 11.00 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.743 per ton, turun 0,19% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

The Fed memulai pertemuan pada 20 -21 September 2022. Pasar telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin (bp) pada akhir pertemuan The Fed hari ini, bahkan mungkin setinggi 100 bps.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp menjadi 3,00-3,25% adalah 82,0%. Sementara peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar 100 bp menjadi 3,25-3,50% adalah 18%.

Hal tersebut tentunya akan menarik investor untuk membeli dolar AS sehingga greenback makin menjulang. Dolar indeks (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) mencapai rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir menjadi 110,267.

Hal ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback karena membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Permintaan turun, harga pun mengikuti.

Penurunan harga tembaga dibatasi oleh ekspektasi penguatan permintaan di China karena tingkat operasi yang kuat di antara produsen dan pengguna akhir pada bulan September dan Oktober.

Pusat komersial China, Shanghai pada hari Selasa mengumumkan delapan proyek infrastruktur dengan total investasi CNY 1,8 triliun, untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terkena dampak gelombang baru virus Corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19). 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap) Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular