Gegara Fed, IHSG Gak Banyak Gerak... Ditutup Menguat Tipis

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 20/09/2022 15:29 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup stagnan pada perdagangan Selasa (20/9/2022).

IHSG mengakhiri perdagangan hari ini di posisi 7.196,95 atau menguat tipis 0,02% dibandingkan dengan posisi penutupan kemarin.

IHSG juga ditutup stagnan di sesi I. Meski sempat rebound di sesi II, tetapi IHSG berbalik arah di menit-menit terakhir jelang penutupan.


Mayoritas saham mengalami koreksi. Sebanyak 328 saham melemah, 203 saham menguat dan 165 saham stagnan.

Pergerakan IHSG cenderung berbanding terbalik dengan mayoritas indeks saham Asia yang menguat. Indeks Hang Seng memimpin apresiasi dengan penguatan lebih dari 1%.

Pasar saham AS secara mengejutkan ditutup menguat pada perdagangan perdana pekan ini dalam sesi yang bergejolak menjelang pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve yang dijadwalkan akan dimulai Selasa.

Dow Jones Industrial Average melonjak 197,26 poin, atau 0,64%. Sedangkan S&P 500 dan NASDAQ ditutup naik masing-masing 0,69% dan 0,76%.

Sebelumnya, tiga indeks utama Wall Street tersebut kompak dibuka jatuh awal perdagangan. Dow Jones Industrial Average turun sempat melemah 0,6% pada awal pembukaan. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing diperdagangkan turun 0,7% di sesi awal.

Fokus utama investor masih tertuju pada keputusan suku bunga acuan dengan bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga tiga perempat poin lagi. Selain itu, investor juga tetap mengamati panduan tentang pendapatan perusahaan sebelum musim pelaporan berikutnya dimulai pada bulan Oktober.

Hari ini sentimen utama yang menggerakkan IHSG masih didominasi oleh keputusan hasil rapat pejabat bank sentral untuk menentukan kebijakan moneter suku bunga, termasuk dari dalam negeri oleh Bank Indonesia.

Bank sentral utama dunia lain yang ikut mengumumkan suku bunga acuannya termasuk The Fed AS, Bank of England, Swiss National Bank dan Bank of Japan.

Pertemuan The Fed dijadwalkan akan digelar pada 20-21 September 2022 untuk mendiskusikan kebijakan moneter terbarunya.

Jika mengacu pada alat ukur FedWatch, pasar memprediksi peluang The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 3-3,25% sebesar 80%. Sementara sisanya memproyeksikan The Fed akan lebih agresif lagi dengan menaikkan suku bunga sebesar 100 bps menjadi 3,25-3,5%.

Pandangan hawkish tersebut terjadi setelah rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Agustus 2022 berada di 8,3% secara tahunan (yoy). Meskipun melandai dari bulan sebelumnya di 8,5%, tapi posisi tersebut masih berada di atas prediksi analis.

Dari dalam negeri, investor juga akan disibukkan dengan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan digelar pada 21-22 September 2022. Konsensus analis Trading Economics memprediksikan bahwa BI akan mengekor The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps, melanjutkan pengetatan kebijakan moneternya dari bulan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025