
Lupakan The Fed, Harga Tembaga Nanjak 'Didukung' China

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau menguat pada perdagangan hari ini didukung oleh China yang akan semakin melonggarkan kebijakan pembatasan mobilitas.
Pada Selasa (20/9/2022) pukul 14.20 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.813 per ton, menguat 0,77% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
China, konsumen logam terbesar di dunia, mulai melonggarkan beberapa peraturan ketat dalam upaya menahan penularan virus Corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) yang telah merugikan pertumbuhan ekonomi dan permintaan logam di negara tersebut.
Otoritas lokal di kota Chengdu, China barat daya, mengumumkan rencana untuk membuka kembali aktivitas ekonomi dan sosial "secara tertib" mulai Senin setelah lebih dari dua minggu penguncian dan pembatasan ketat lainnya.
Sementara Hong Kong, yang mengadopsi isyarat dari kebijakan Covid-19 China, juga diperkirakan akan melakukan pembukaan kembali yang tertib dalam upaya untuk menjaga kota itu tetap terhubung dengan seluruh dunia.
"Ada lebih banyak tekanan pada China untuk melonggarkan kebijakan nol-Covid, karena lebih banyak kecemasan muncul di antara masyarakat umum," kata seorang pedagang.
"Pasar (tembaga) sepi menjelang pertemuan Fed tentang suku bunga selama 20-21 September," tambahnya.
Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga secara agresif dalam upaya untuk mengekang inflasi.
Para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp). Ini akan menjadi bulan ketiga beruntun tingkat kenaikan seagresif itu.
Sebagian para pelaku pasar bahkan melihat probabilitas The Fed menaikkan suku bunga hingga 100 basis poin. Menurut FedWatch, peluangnya mencapai 20%.
Indeks dolar (mengukur greenback dengan enam mata uang utama) saat ini tercatat 109,614. Bertahan di dekat posisi tertinggi dalam 20 tahun yakni 110,214.
Hal ini memperkuat dolar Amerika Serikat dan membuat logam yang dibanderol dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap) Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%