Analisis Teknikal

Tunggu Keputusan Para 'Dewa Keuangan', IHSG Mau Wait and See

Putra, CNBC Indonesia
20 September 2022 06:25
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,37% di 7.195,5 pada perdagangan Senin (19/9/2022). IHSG terpantau kembali mendekati level psikologis 7.200.

IHSG kembali berhasil selamat dari zona koreksi kemarin. Mayoritas saham memang mengalami penurunan.

Statistik perdagangan mencatat ada 354 saham yang melemah dan 208 saham yang mengalami kenaikan dan sisanya sebanyak 142 saham stagnan.

Investor asing pun kembali mencatatkan outflows dengan net sell sebesar Rp 40,4 miliar di pasar reguler. Nilai outflows tersebut tergolong tipis jika dibandingkan akhir pekan lalu.

Setidaknya dalam waktu dekat pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh keputusan kebijakan suku bunga bank sentral AS (Fed) dan Bank Indonesia (BI).

Keduanya diperkirakan bakal kembali mengerek naik suku bunga acuan. Fed bakal menaikkan 75 basis poin (bps) dan BI diramal akan menaikkan 25 basis poin (bps).

Langkah pengetatan masih dikhawatirkan akan membuat pasar saham goyah. Lalu bagaimana pergerakan IHSG pada hari ini? 

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks mencoba mendekati batas atas BB di 7.206.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Indikator RSI bergerak naik ke area 52.

Namun, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak ke area negatif.

Untuk hari ini, IHSG memang masih berpeluang bergerak di rentang 7.101-7.206.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular