Mantap! Kinerja Meningkat, Saham BUMI Diproyeksi Tembus Rp270

Market - rahajeng kusumo, CNBC Indonesia
17 September 2022 06:56
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia masih terus mengalami peningkatan dan telah mencatatkan rekor barunya. Dalam satu bulan terakhir, harga emas hitam ini telah melonjak 6,7% dan mencapai 142,5% dalam satu tahun.

Peningkatan harga ini pun tengah dinikmati oleh produsen batu bara dunia, termasuk Indonesia, dan membuat prospeknya menarik. Salah satunya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang menjadi salah satu rekomendasi untuk yang mencari cuan di pasar saham.

Binaartha Sekuritas memproyeksikan harga saham produsen batu bara terbesar di Indonesia ini bisa mencapai Rp 270/saham (target price/TP) dalam setahun ini. Sebelumnya harga saham BUMI telah mencapai rekor dalam setahun terakhir, dengan peningkatan 300% di posisi Rp 216/saham, pada perdagangan 6 September 2022.

Proyeksi peningkatan saham ini seiring perbaikan kinerja keuangan perusahaan dan harga batu bara yang semakin meningkat. Dengan adanya upaya peningkatan produksi, pendapatan dan laba perusahaan pun diperkirakan ikut terdorong.

"Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan CAGR BUMI selama 2022 akan menjadi 101% yoy, sejalan dengan harga batu bara yang lebih tinggi dan juga produksi yang meningkat," tulis Analis Binaartha Sekuritas Revita Dhiah Anggrainy dalam risetnya, dikutip Sabtu (17/9/2022).

Proses pembayaran utang yang konsisten dilakukan perusahaan pun menurutnya menjadi salah satu faktor penguatan kinerja. Dengan begitu BUMI mulai meningkatkan kontribusi pada pemilik entitas induk dari tahun ke tahun.

Perusahaan juga menargetkan pembayaran utang bisa selesai pada 2023, sehingga posisi keuangan akan lebih sehat.

"Jika semuanya berjalan sesuai target, kami menargetkan DER akan berkurang pada rata-rata 0,77x di 2022-2023 dari semula 2,11x di 2021 setelah pembayaran utang dan restrukturisasi," tulisnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kebutuhan Melonjak, Produsen Batu Bara Genjot Produksi


(rah/rah)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading