Bank Dunia Ingatkan Ancaman Resesi, Reli Harga Karet Terhenti

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia yang diperdagangkan di bursa berjangka Jepang akhirnya terkoreksi setelah mencatatkan reli enam hari beruntun sejak akhir pekan lalu. Pelemahan ini dipicu oleh kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global.
Harga kontrak karet di Bursa Osaka untuk pengiriman Februari turun 2,5 yen, atau 1,1% lebih rendah dari penutupan kemarin menjadi 223,9 yen per kg. Dalam sepekan kontrak berjangka acuan ini menguat 2,38%.
Sementara itu bursa berjangka Osaka (Osaka Securities Exchange/OSE) akan libur pada perdagangan Senin (19/9) untuk merayakan libur nasional di Jepang.
Meski melemah di bursa Osaka, kinerja positif di pasar Shanghai membatasi kerugian pedagang. Kontrak karet di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) untuk pengiriman Januari malah tercatat naik 45 yuan menjadi berakhir pada 12.970 yuan ($ 1.850) per ton.
Dari pasar ekuitas, indeks acuan Nikkei 225 ditutup melemah 1,1% mengikuti jejak pasar saham global lain yang juga kompak turun.
"Keuntungan berjangka minggu ini dapat dikaitkan dengan short-covering oleh para pedagang, --- setelah hampir dua minggu turun tajam sebelum level dukungan teknis tercapai," kata Farah Miller, CEO Helixtap Technologies, sebuah perusahaan data independen yang berfokus pada karet, dilansir Reuters.
"Selanjutnya, ada reaksi yang agak tertunda terhadap hujan lebat dan banjir di Thailand, yang hanya muncul pada kenaikan harga bahan baku mentah minggu ini."
"Namun, fundamental pasar tidak berubah - permintaan masih tetap lemah, dan kemungkinan kenaikan lebih lanjut [suku bunga] global membuat pembeli berhati-hati," tambahnya.
Pelemahan ini senada dengan outloook yang dunia mungkin sedang menuju disampaikan Bank Dunia yang menyebut naiknya suku bunga acuan secara agresif untuk memerangi inflasi dapat memperparah potensi terjadinya resesi global.
Sementara itu, China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia menunjukkan ketahanan yang mengejutkan pada Agustus, dengan pertumbuhan output pabrik dan penjualan ritel yang lebih cepat dari perkiraan menopang pemulihan dari dampak COVID-19 dan gelombang panas, tetapi penurunan properti yang semakin dalam masih terus membebani prospek ke depannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Pertumbuhan Ekonomi China Lesu, Harga Karet Madesu
(fsd/fsd)