
FOMO Bursa Asia, IHSG Dibuka Melemah Nyaris 0,5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah dan kembali terlempar dari level psikologis 7.300 pada perdagangan pagi ini, Jumat (16/9/2022). IHSG dibuka melemah 0,24% di 7.287,96. Enam menit berselang setelah perdagangan dibuka, IHSG terpantau mengalami koreksi 0,49% di 7.269,38 dan semakin menjauhi 7.300.
IHSG gagal mempertahankan posisinya di level All Time High (ATH) 7.377,5 kemarin. Bahkan posisi penutupan IHSG lebih rendah dari pembukaan di 7.311,1.
Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy jumbo senilai Rp 1,92 triliun. Aliran modal asing yang konsisten masuk ke pasar saham RI inilah yang mendorong IHSG uptrend sejak bulan Juli lalu.
Di sisi lain, IHSG juga mendapatkan katalis positif dari rilis neraca dagang Indonesia yang kembali mencatatkan surplus di bulan Agustus 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia bulan Agustus 2022 naik 30,15% year on year (yoy) dan impor meningkat 32,81% yoy. Neraca dagang surplus US$ 5,7 miliar bulan lalu.
Nilai surplus tersebut jauh lebih tinggi dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan surplus hanya sebesar US$ 4,12 miliar. Dengan data perdagangan internasional yang rilis hari ini, maka resmi Indonesia mencetak rekor surplus neraca dagang 28 bulan beruntun.
Semalam Wall Street kembali ditutup melemah. Indeks Dow Jones turun 0,58% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melemah 1,13% dan 1,43%. Inflasi yang sangat tinggi telah membuat investor khawatir bahwa Federal Reserve akan lebih agresif dengan kenaikan suku bunganya, meningkatkan kemungkinan resesi di AS.
"Kebijakan moneter bekerja dengan jeda 6 hingga 12 bulan. Kami yakin kondisi keuangan telah cukup ketat di seluruh ekonomi AS untuk menyebabkan resesi dangkal pada akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Chris Senyek dari Wolfe Research.
"Kondisi keuangan akan semakin ketat karena The Fed dan bank sentral lainnya terus menaikkan suku bungadan mengejar (pengetatan kuantitatif) di bulan-bulan mendatang."
Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp menjadi 3,00% - 3,25% adalah 80,0%. Sementara peluang kenaikan suku bunga acuansebesar100 bp menjadi 3,25% - 3,50% adalah 20%.
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000