'Hantu' Suku Bunga Membayangi, Harga Tembaga di Zona Merah

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 15/09/2022 19:42 WIB
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau stabil pada perdagangan hari ini karena ancaman kenaikan suku bunga masih membayangi.

Pada Kamis (15/9/2022) pukul 15.35 WIB harga tembaga tercatat US$7.794 per ton, melemah 0,12% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Data yang dirilis Selasa malam menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS secara tak terduga naik pada Agustus.

Laporan indeks harga konsumen (CPI) Agustus menunjukkan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Laju inflasi tahunan sebesar 8,3% year-on-year/yoy, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,1% yoy. Sementara secara bulanan naik 0,1% month-to-month/mtm meskipun terjadi penurunan harga gas. Inflasi inti sendiri naik 0,6% mtm. Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus, di mana terjadi penurunan 0,1% untuk inflasi umum dan kenaikan 0,3% untuk inflasi inti.

Laporan inflasi semakin meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed, bank sentral Amerika, akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) pada pertemuan 20-21 September. Laporan Agustus yang tinggi dapat membuat The Fed melanjutkan kenaikan secara agresif lebih lama dari yang diantisipasi oleh investor.

Investor juga mencermati efek dari hasil inflasi AS pada Agustus yang berada di atas perkiraan terhadap kebijakan kenaikan suku bunga oleh The Fed, bank sentral AS.

Para pelaku pasar menilai langkah agresif The Fed dalam menurunkan suku bunga akan berlanjut pada bulan ini. Kebijakan moneter tersebut akan diumumkan pada setelah pertemuan (FOMC) yang dilaksanakan pada 20-21 September 2022.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp menjadi 3,00% - 3,25% adalah 76,0%. Sementara peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar100 bp menjadi 3,25% - 3,50% adalah 24%.

Kenaikan suku bunga berpotensi membebani tembaga sebagai salah satu indikator kesehatan keuangan suatu negara. Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan potensi untuk terjadi resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)