Pertama Dalam 2 Tahun, Dolar Australia ke Bawah Rp 10.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 September 2022 15:00
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia jeblok lebih dari 2% melawan rupiah pada perdagangan Selasa kemarin. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2 tahun terakhir, dolar Australia mengakhiri perdagangan di bawah Rp 10.000/AU$.

Melansir data Refinitiv, dolar Australia kemarin jeblok hingga 2,2% menjadi Rp 9.994/AU$, yang menjadi level penutupan terendah sejak Juli 2020.

Kurs dolar Australia jeblok setelah perdagangan dalam negeri berakhir. Sebabnya, sentimen pelaku pasar yang memburuk pasca rilis data inflasi Amerika Serikat.
Pergerakan dolar Australia terkait dengan sentimen pelaku pasar, ketika memburuk maka Mata Uang Negeri Kanguru ini cenderung terpuruk.

Departemen Tenaga Kerja AS kemarin melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Agustus sebesar 8,3% year-on-year (yoy). Dengan demikian, inflasi di Amerika Serikat sudah menurun dalam 2 bulan beruntun.

Namun, rilis inflasi tersebut masih lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 8%.

Dengan inflasi yang masih tinggi, The Fed hampir pasti akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bahkan ada kemungkinan sebesar 100 basis poin pekan depan.

Hal ini terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, di mana pasar melihat probabilitas sebesar 67% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, dan probabilitas sebesar 33% untuk kenaikan 100 basis poin.

Alhasil, pasar saham rontok yang menjadi pertanda memburuknya sentimen pelaku pasar. Dolar Australia pun ikut terseret.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular