Setahun Hadir Holding Ultra Mikro Kebut Inklusi Keuangan

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
14 September 2022 13:20
BRI
Foto: Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding Ultra Mikro (UMi) yang dibentuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai induk, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan.

Pada akhir Agustus 2022 tercatat ketiga entitas Holding UMi memiliki 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp 183,9 triliun. Pencapaian ini selaras dengan salah satu agenda prioritas dalam Presidensi G20 di Indonesia, yakni inklusi keuangan terkait teknologi digital dan akses pembiayaan bagi UMKM.

BRI juga berhasil membawa 1,8 juta nasabah KUR Mikro naik kelas ke komersial pada 2021. Sementara pada 2022 diproyeksi ada 2,2 juta nasabah yang berhasil naik kelas karena holding ultra mikro.

Selain itu, hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi dengan target awal sebanyak 978 lokasi Gerai Senyum. Sedangkan untuk penabung baru UMi mencapai 6,85 juta dengan target awal sebanyak 3,3 juta dan nasabah PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink mencapai 40.121 orang.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan tujuan holding yang diinisiasi Kementerian BUMN sejak September 2021 ini mulai menunjukkan hasil positif. Di mana ketiga entitas diarahkan untuk mampu melayani masyarakat hingga segmen usaha terkecil dengan biaya efisien.

"Jadi, kata kuncinya adalah sinergi. BRI, Pegadaian, dan PNM selama ini concern, fokus menangani UMKM. Kemudian dibentuknya holding ini benar-benar bersinergi yang bisa di-KPI-kan secara bersama, tidak jalan sendiri-sendiri. Semuanya itu menyasar 55 juta nasabah ultra mikro di Indonesia," ujar Sunarso dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (14/9/2022).

Sunarso menjelaskan, sinergi melalui holding semakin memperkuat komitmen untuk meningkatkan pemberdayaan sehingga dapat mendorong peningkatan skala usaha pelaku bisnis di segmen UMi. Melalui PNM, holding UMi menjangkau masyarakat di bawah melalui mekanisme grup lending.

Tentunya dengan pendampingan yang berorientasi pula pada upaya memasukkan masyarakat yang belum bankable dalam sistem layanan jasa perbankan. Kemudian setelah layak secara komersial, nasabah diberi pilihan akses permodalan berbasis gadai melalui Pegadaian atau mengambil pinjaman ke BRI seperti melalui produk Kupedes.

"Setelah itu kami dorong mereka untuk naik kelas dan kami ikuti journey-nya secara sistematis melalui sistem. Holding UMi ini juga sumber dana murah karena nasabah yang disasar bertransaksi. Meskipun uangnya cuma Rp 1-2 juta, mereka diajari untuk punya tabungan, untuk menabung," ujarnya.

Dia menambahkan Holding UMi merupakan sumber pertumbuhan baru bagi BRI ke depannya.

"Ultra mikro ini selain sebagai sumber pertumbuhan baru, akan memberikan banyak benefit baik secara ekonomi maupun social value. Selain itu secara sustainable return kepada stakeholder BRI", tuturnya.

Dia menjelaskan pengembangan itu tak terlepas dari potensi sumber daya yang dimiliki ketiga entitas. Di mana BRI Group memiliki jaringan yang tersebar di Indonesia meliputi 6.500 micro outlet, 3.600 outlet PNM, 4.000 outlet Pegadaian, dan diperkuat oleh lebih dari 530.000 Agen BRILink sebagai layanan branchless banking.

Di samping itu, BRI Group memiliki lebih dari 63.000 financial advisor untuk memberikan layanan prima kepada nasabah mikro dan ultra mikro. Holding UMi pun akan menguatkan pengembangan micro payment ecosystem.

Holding Ultra Mikro Perkokoh Pondasi Ekonomi Kerakyatan Indonesia

Secara terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa Holding UMi telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Menurutnya, konsep pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang diadopsi ada dua.

"Pertama bagaimana BUMN memastikan usaha pelaku UMKM dan UMi mendapatkan pembiayaan yang sesuai dilengkapi dengan pendampingan yang tidak kalah penting. Kedua, menjaga rantai pasok. Contoh bagaimana kita konsolidasi BRI, dengan PNM, dan Pegadaian. BRI itu kan memastikan UMKM naik kelas yang tadinya ultra mikro. Melalui PNM pinjaman Rp 1-4 juta, lalu naik ke Pegadaian yang pinjamannnya mungkin Rp 20-50 juta, nanti naik lagi ke," jelasnya.

"Ini sangat positif, bagaimana mereka punya kesempatan buat naik kelas. Tetapi tidak hanya dengan membiayai, tapi juga dengan pendampingan-pendampingan. Ini yang penting," ujar Erick.

Setelah PNM tergabung dalam Holding Umi, PNM memperoleh sokongan likuiditas yang kuat dari BRI.

"Jadi, fundamental yang kami terus bangun memang di ekonomi kerakyatan. Tidak anti yang besar, yang besar harus kami dorong juga,'' kata dia.

Dia menegaskan bahwa Holding UMi yang lahir sejak September 2021 membuktikan kehadiran negara untuk mengangkat ekonomi kerakyatan. Di mana perusahaan besar atau korporasi harus bersinergi dengan pelaku usaha yang paling kecil sekalipun.

"Ini yang kami jaga dan saya yakini, pemerintahan Presiden Jokowi fokus bagaimana pembedahan ekonomi kerakyatan ini dapat menjadi platform yang tepat,'' pungkasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Holding Ultra Mikro Jadi Fondasi Ekonomi Kerakyatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular