
Prank CPO Kali Ini, Harganya Nyungsep Setelah Melesat 5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ambles di sesi perdagangan Rabu (14/9/2022). Padahal, harga CPO telah melesat 5% lebih pada perdagangan kemarin. Bagaimana prediksi harga CPO hari ini?
Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan anjlok 1,21% ke MYR 3.851/ton pada pukul 08:30 WIB.
Namun, harga CPO berhasil menguat secara mingguan sebesar 4,36%, meskipun masih drop 6,64% secara bulanan dan terkoreksi 13,27% secara tahunan.
Teknisnya, Wang Tao, Analis komoditas Reuters memprediksikan bahwa harga CPO hari ini akan menguji titik resistance di MYR 3.916/ton, dan kemungkinan akan melayang di bawah level ini atau kembali ke MYR 3.686/ton.
![]() |
Minyak sawit berjangka Malaysia pada Selasa (13/9) berakhir melesat 5,89% menjadi MYR 3.898/ton atau US$ 865,51/ton dan menjadi kenaikan tertinggi harian sejak 6 pekan terakhir. Kenaikan tersebut didorong oleh permintaan CPO dari India yang meningkat, serta terkerek naik oleh harga minyak kedelai.
Laju CPO kerap dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak saingan karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar nabati global.
Harga minyak kedelai di Dalian ditutup naik tajam 3%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade menguat 1,9% karena Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa pasokan kedelai diprediksikan akan turun ke posisi terendah sejak tujuh tahun karena cuaca panas dan kering selama Agustus 2022.
Asosiasi Ekstraktor Pelarut India (SEA) melaporkan bahwa impor minyak sawit dari India pada Agustus 2022, melonjak 87% dari 530.420 ton menjadi 994.997 dan menjadi level tertinggi dalam 11 bulan karena penurunan tajam pada harga CPO mendorong para penyulingan untuk meningkatkan pembelian.
Pabrik penyulingan secara agresif membeli minyak sawit karena diskon harganya di atas minyak kedelai dan minyak bunga matahari senilai US$ 300/ton. Jika mengacu pada data dari SEA, pada September 2022, minyak sawit mentah ditawarkan dengan harga US$ 955/ton, termasuk biaya asuransi dan pengiriman (CIF) di India, dibandingkan dengan US$1.315 untuk minyak kedelai mentah. Selisih harga tersebut karena pemerintah Indonesia telah memberlakukan pembebasan pungutan ekspor, sehingga CPO menjadi lebih murah.
"Indonesia membanjiri pasar. Kebijakan ekspor bebas bea membuat sawit menarik," kata dealer di Mumbai dikutip Reuters.
SEA juga memprediksikan bahwa permintaan akan CPO akan terus meningkat di India untuk bulan ini menjelang musim perayaan di Oktober 2022.
Dari sisi supply, Kepala Penelitian CGS-CIMB Research Ivy Ng memperkirakan bahwa produksi CPO Malaysia akan terus meningkat pada bulan ini dan dapat mendorong persediaan naik 9,2% menjadi 2,29 juta ton.
CGS-CIMB Research memproyeksikan harga minyak sawit mentah akan diperdagangkan di kisaran MYR 3.500-4.500/ton pada tahun ini, karena persaingan yang lebih ketat dari produsen utama Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Bos Sawit, Harga CPO Nanjak 1%, Setelah Rebahan 3 Hari!
