Raja Charles Tajir, Tapi Masih Kalah Sama Konglomerat RI Loh!
Jakarta, CNBC Indonesia - Keluarga kerajaan Inggris dan Britania Raya secara umum sedang berduka atas meninggalnya Ratu Elizabeth yang telah mengawasi 15 Perdana Menteri Inggris selama 70 tahun menjadi pimpinan monarki.
Selain peninggalan tak berwujud yakni menjadi simbol stabilitas dan ketahanan, Elizabeth juga mewarisi aset berwujud dan bernilai kepada penerus monarki selanjutnya.
Sebagai putra sulung dan penerus takhta, Charles akan mengambil alih portofolio ibunya dan mewarisi bagian dari kekayaan pribadi yang nilainya tidak diketahui pasti. Warisan tersebut tidak dikenakan pajak seperti warga Inggris biasanya yang membayar sekitar 40% pajak warisan. Hal ini sempat menimbulkan reaksi negatif di kalangan masyarakat.
Berapa Kekayaan Monarki Inggris?
Tahun lalu, Forbes memperkirakan total kepemilikan monarki inggris sebesar US$ 28 miliar atau setara dengan Rp 414,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.800/US$). Nilai tersebut secara teoritis menjadikan Keluarga Windsors salah satu dari dua klan terkaya di Inggris. Akan tetapi, nilai tersebut relatif sangat kecil dibandingkan keluarga kerajaan Saudi, yang merupakan monarki terkaya dengan estimasi kekayaan lebih dari US$ 1 triliun.
Kepemilikan tersebut termasuk Istana Buckingham dan permata mahkota (crown jewel) yang sangat ikonik. Selain itu ada juga aset tanah yang sangat luas, properti kantor di London hingga lahan pertanian di tepi luar Inggris.
Namun tidak semua aset itu sepenuhnya milik Windsors, hal ini karena keluarga kerajaan berhak atas penghasilan dari kepemilikan aset tersebut, tetapi bukan modal dasarnya (underlying capital) atau berarti pihak kerajaan tidak bisa serta merta menjual aset-aset seperti yang disebut di atas untuk kepentingan pribadi.
Melansir berbagai laporan, termasuk dari Forbes, The New York Times, The Wall Street Journal dan Financial Times, kekayaan keluarga kerajaan Inggris dapat terbagi menjadi beberapa bagian, yakni:
1. The Crown Estate merupakan aset publik yang berisi portofolio real estat senilai 16,5 miliar poundsterling ($19,2 miliar) yang mencakup properti ritel senilai 8 miliar poundsterling di West End London, lahan komersial di berbagai wilayah, bahkan termasuk kepemilikan dasar laut Inggris. Aset ini menghasilkan 327,8 juta poundsterling dalam bentuk laba operasi dari pembayaran pajak pada tahun fiskal terbaru.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, aset ini bukan sepenuhnya milik pribadi Keluarga Windsors, sehingga semua pendapatannya disetor kepada pemerintah Inggris. Sebagai imbalannya, pihak kerajaan menerima apa yang disebut hibah dana abadi (sovereign grant) sekitar 25% dari keuntungan Crown Estate, untuk membiayai tugas kerajaan dan pemeliharaan beberapa istana. Tahun lalu, jumlahnya mencapai 86,3 juta poundsterling.
2. Istana Buckingham yang merupakan aset publik nilainya diestimasi mencapai US$ 4,9 miliar
3. The Duchy of Cornwall merupakan aset pribadi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Aset ini berupa deretan properti senilai 1 miliar poundsterling yang dimiliki langsung oleh pewaris raja - sebelumnya dimiliki Charles dan kini akan diwariskan ke putra sulungnya, William. Luas area yang dimiliki mencapai 52.000 hektar atau sekitar 80% luas Provondis DKI Jakarta. Dari kepemilikan entitas ini, diperoleh sebesar 24,6 juta poundsterling dalam laba operasi tahun lalu.
4. The Duchy of Lancaster yakni kepemilikan aset milik raja/ratu Inggris yang juga diwariskan dari generasi ke generasi yang saat ini nilainya ditaksir mencapai 818 juta poundsterling dan tersebar di Inggris. Entitas ini melaporkan laba operasi sebesar 23,3 juta poundsterling tahun lalu. Aset ini akan diwariskan dari Elizabeth ke Charles.
Selain kepemilikan aset tersebut, keluarga kerajaan juga memiliki aset pribadi termasuk dua istana yakni Balmoral dan Sandringham hingga kepemilikan lain seperti perusahaan hingga portofolio investasi personal.
Beberapa tahun lalu, berdasarkan data Paradise Paper yang bocor ke publik, Charles diketahui membeli sejumlah saham perusahaan yang berbasis di Kepulauan Bermuda. Kala itu nama Elizabeth juga muncul sebagai investor atas dana kelolaan (fund) di Kepulauan Cayman.
Terkait portofolio personal, tidak diketahui pasti berapa besar nilai bersih serta return yang diperoleh. Hal ini karena Raja/Ratu Inggris tidak diwajibkan membayar pajak atas investasi tersebut. Meski demikian sejak tahun 1992 Elizabeth berkomitmen untuk membayarkan pajak penghasilan dan capital gain setelah dikurangi uang yang dikeluarkan untuk keperluan resmi kerajaan.
Sebelumnya Elizabeth juga telah mengungkapkan komitmen untuk membayarkan pajak warisan. Akan tetapi warisan yang dipajaki, hanya aset pribadi yang tidak diwariskan kepada Charles sebagai penerus takhta. Tidak diketahui apa saja aset tersebut dan siapa saja yang masuk dalam daftar ahli waris.
Hingga saat ini - dan sepertinya akan terus berlangsung - pihak istana masih belum memberikan komentar terkait isi dari wasiat serta rencana pembagian warisan Elizabeth, karena masuk dalam ranah privat dan memiliki aturan hukum berbeda dari masyarakat biasa. Bagi warga Inggris lain, pasca kematian surat wasiat akan menjadi dokumen publik dan dapat diakses semua orang.
Hal ini membuat estimasi kekayaan anggota keluarga monarki Inggris serta besaran harta yang diwariskan oleh Elizabeth menjadi sangat sulit untuk dihitung.
Akan tetapi sejumlah publikasi mengeluarkan angka estimasi kekayaan mantan Ratu Inggris tersebut. Forbes memperkirakan kekayaan Elizabeth senilai US$ 500 juta (Rp 7,4 triliun), sedangkan estimasi The Sunday Times senilai 370 poundsterling atau sekitar Rp 6,44 triliun dengan asumsi kurs Rp 17.400/poundsterling.
Sementara itu jumlah kekayaan Charles sebelumnya jauh lebih kecil lagi atau sekitar 20% dari yang dimiliki oleh Elizabeth. Artinya total kekayaan raja baru kerajaan Inggris masih kurang dari US$ 1 miliar atau hanya berkisar US$ 600 juta atau Rp 8,8 triliun.
Meski angkanya masih fantastis, kekayaan tersebut masih lebih rendah dari batas bawah daftar 50 orang terkaya RI versi Forbes 2021. Tahun lalu peringkat paling bontot diisi oleh Kartini Muljadi pemilik perusahaan farmasi Tempo Scan dengan kekayaan ditaksir mencapai US$ 695 juta (Rp 10,29 triliun).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd)