Gak Jadi Merah, IHSG Menguat Tipis Bertahan di 7.200

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
12 September 2022 15:46
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (12/9/2022), setelah sempat terkoreksi pada perdagangan sesi I hari ini.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,16% ke posisi 7.254,46. IHSG mampu bertahan di zona psikologisnya di 7.200.

Pada awal perdagangan sesi I, IHSG dibuka menguat 0,21% di posisi 7.257,86. Namun sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG langsung berbalik ke zona merah hingga awal perdagangan sesi II hari ini.

Pada perdagangan sesi II, IHSG mulai bangkit kembali dari zona merah dan berhasil menyentuh kembali zona hijau pada pukul 14:00 WIB hingga akhir perdagangan hari ini. 

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 304 saham menguat, 241 saham melemah, dan 159 saham lainnya stagnan.

Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya pada hari ini, yakni hingga mencapai Rp 1,4 triliun.

Sedangkan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 635,7 miliar dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di posisi ketiga sebesar Rp 505,9 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham BUMI ditutup melejit 9,38% ke posisi Rp 210/unit. Sedangkan saham MDKA melonjak 6,09% ke Rp 4.180/unit, dan saham BMRI berakhir melesat 1,1% menjadi Rp 9.175/unit.

IHSG sudah menguat nyaris 1% sepanjang pekan lalu. Koreksi yang terjadi pada perdagangan sesi I hari ini seolah menjadi pertanda bahwa ada aksi profit taking. Namun, aksi profit taking tersebut tak berlangsung lama.

Pergerakan IHSG masih mendapatkan katalis positif dari indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menguat pada perdagangan Jumat pekan lalu, didorong oleh kinerja keuangan emiten.

Sementara investor masih mengevaluasi komentar terbaru dari Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,19%, S&P 500 melonjak 1,53%, dan Nasdaq Composite melejit 2,11%.

Pergerakan pasar saham global terutama IHSG pada minggu ini masih akan dipengaruhi oleh sentimen luar negeri. Fokus utama tertuju kepada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Pasar saham masih dibayangi oleh potensi kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed sebanyak 75 basis poin (bps) setelah, Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya berkomitmen untuk meredam inflasi.

"Menurut saya, orang-orang terlalu meremehkan apa yang harus dilakukan The Fed untuk melawan inflasi," tutur Direktur Utama di Richard Bernstein Advisors, Richard Bernstein dikutip CNBC International.

The Fed juga berencana mempercepat pengurangan neraca pada bulan ini. Tindakan ini dikhawatirkan dapat membebani ekonomi dan membuat tahun ini lebih brutal untuk saham dan obligasi.

Setelah meningkatkan neraca menjadi US$ 9 triliun pasca pandemi, The Fed mulai menurunkan beberapa Treasuries dan sekuritas berbasis hipotek yang dimilikinya pada Juni dengan kecepatan US$ 47,5 miliar. Telah diumumkan bahwa bulan ini mereka meningkatkan laju pengetatan kuantitatif menjadi US$ 95 miliar.

Skala pelonggaran The Fed belum pernah terjadi sebelumnya dan efek dari bank sentral yang mengakhiri perannya sebagai pembeli Treasuries yang konsisten dan tidak sensitif terhadap harga sejauh ini sulit untuk ditentukan dengan tepat dalam harga aset.

Dari dalam negeri, para pelaku pasar tampak masih mengkalkulasi dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi terhadap ekonomi Indonesia.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan kenaikan harga BBM subsidi akan mendongkrak inflasi sebesar 0,77% pada September 2022. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu kedua September, bensin menjadi komoditas penyumbang inflasi sebesar 0,66% secara bulanan (month-to-month/mtm).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular