Emas Global Naik Tajam, Harga Emas Antam Malah Diam Doang!

Maesaroh, CNBC Indonesia
Sabtu, 10/09/2022 13:40 WIB
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Sabtu(14/9/2022) tidak bergerak. Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan dengan berat 1 gram dijual Rp 947.000/batang, sama seperti kemarin.

PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.




Sementara itu, pergerakan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) pun sama yakni tidak bergerak. Harga emas buyback tetap di Rp 820.000/gram.

"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksibuybacksilakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.

Harga emas Antam berkebalikan dengan laju emas di pasar spot global yang justru menguat cukup tajam. Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (9/9/2022), emas ditutup menguat 0,52% ke level US$ 1.716,05 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas menguat 0,27% secarapoint to point.Dalam sebulan, harga emas masih melandai 4,35% sementara dalam setahun amblas 4,38%.



Penguatan harga emas global dibantu terpuruknya harga dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar AS yang mengukur kinerja sigreenbackterhadap enam mata uang dunia lainnya menyusut ke ke 109, terendah sepanjang bulan ini.

Dolar AS melemah setelah kenaikan suku bunga acuan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mengerek suku bunga acuan sebesar 75 bps. Pelemahan dolar membuat emas menjadi menarik karena lebih murah sehingga makin terjangkau untuk dibeli.

"Dengan melihat level saat ini, emas sepertinya sudah keluar dari bottom meskipun masih dalam jangka pendek," tutur Michael Langford, analis dari AirGuide, seperti dikuti dari Reuters.

Namun, Langford mengingatkan pergerakan emas masih rawan pelemahan ke depan mengingat ada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

FOMC akan digelar pada 20-21 September. Chairman the Fed Jerome Powell berkali-kali telah menegaskan komitmen bank sentral untuk memerangi inflasi.

Pasar berekspektasi jika bank sentral AS The Federal Reserve/the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps. Kenaikan suku bunga akan melambungkan dolar AS sehingga emas bisa kembali tertekan.

Sepanjang tahun ini emas biasanya langsung terpuruk menjelang pertemuan FOMC atau setelah kenaikan suku bunga acuan the Fed.

Harga emas bahkan sudah jatuh sekitar US$ 156 dari US$ 1.876 pada awal Mei menjadi di kisaran US$ 1.726 pada saat ini.Pelemahan dolar membuat emas menjadi menarik karena lebih murah sehingga makin terjangkau untuk dibeli.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Kebut Hilirisasi, Sektor Nikel-Timah Kian Bersinar?