Sarasehan 100 Ekonom

Awas! BI Ingatkan Ancaman Stagflasi Masih Tinggi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 07/09/2022 10:35 WIB
Foto: Paparan Kadep Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro di acara Sarasehan 100 Ekonom. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) masih mewaspadai risiko stagflasi akibat tingginya harga komoditas, terutama energi.

Solikin M. Juhro, Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI mengungkapkan kenaikan harga komoditas yang masih tinggi menjadi momok. Dengan tingginya harga, dia melihat risiko stagflasi masih membayangi, dimana inflasi tinggi dan respon suku bunga tinggi menekan pertumbuhan.


"Stagflasi akan terus mengemuka," ujarnya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia", Rabu (7/9/2022).

Solikin melihat dampak stagflasi ke Indonesia akan tampak dari 3 kanal, yakni perdagangan, komoditas dan keuangan. Dari sisi perdagangan, dia melihat ekspor akan melemah, terutama dari sisi volume. Kemudian, dari sisi komoditas, dia melihat harganya akan tetap tinggi.

Terakhir, di jalur keuangan, dia melihat bank sentral dan pemerintah negara-negara di dunia akan melakukan respons keuangan. Beberapa di antaranya tentunya akan memperketat likuiditas global.

Solikin bersyukur Indonesia cukup kuat di masa yang sangat berat seperti ini. Bahkan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh sekitar 5,4%.

"Ini prestasi luar biasa, bahwa neraca pembayaran bagus, tekanan nilai tukar juga managable, depresiasi tapi terkelola lebih bagus dari negara-negara lain," ungkapnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed