Habis Pecah Rekor, Batu Bara Rehat Dulu.. Nanti Naik Lagi

mae, CNBC Indonesia
07 September 2022 07:28
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Harga batu bara juga masih tinggi karena pasokan dari Australia dikhawatirkan terganggu akibat cuaca. Gelombang La Nina diperkirakan akan menghampiri Australia pada akhir 2022 yang menyebabkan hujan deras.

Hujan deras tidak hanya akan mengganggu proses penambangan tetapi juga proses pengiriman. Banjir bandang menerjang Australia pada April-Mei 2022 yang membuat harga batu bara ikut melambung karena pengiriman dari pelabuhan Australia sempat terhenti.

"Jenis gangguan apapun di Australia akan berdampak pada pengiriman batu bara dan akan mendongkrak harga batu bara kalori tinggi," tutur Marius van Straaten, analis dari Morgan Stanley, seperti dikutip dari Reuters.

Australia kemarin mengumumkan jika transaksi berjalan mereka mencatatkan surplus US$ 18,3 miliar pada Juni, ditopang oleh surplus neraca perdagangan sebesar US$ 16 miliar.

Ekspor batu bara Australia diperkirakan menembus US$ 100 miliar untuk pertama kalinya pada tahun ini.

Persoalan cuaca juga diperkirakan membuat China meningkatkan impor batu bara mereka pada tahun ini. Gelombang panas dan kekeringan membuat produksi listrik pada pembangkit listrik tenaga air berkurang drastis.

Kapasitas pembangkit listrik tenaga air mereka diperkirakan masih akan jauh berkurang hingga 2023.

S&P dalam laporannya Market Movers Asia, Sept. 5-9: COVID-19 controls loom over China's oil demand recovery memperkirakan impor batu bara dari China akan meningkat. Indonesia adalah salah satu negara yang akan diuntungkan oleh kondisi tersebut.

"Permintaan impor dari perusahaan China sepertinya akan terus meningkat hingga permulaan musim semi tahun depan. Permintaan China akan menopang harga batu bara Indonesia," tulis S&P.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(mae/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular