Tak Peduli Harga BBM Naik, IHSG Tetap Menguat & Sentuh 7.200

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
05 September 2022 15:31
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau pada perdagangan Senin (5/9/2022), meski ada sentimen dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,76% ke posisi 7.231,88. IHSG pun berhasil menyentuh zona psikologisnya di 7.200.

Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat dibuka 0,17% di 7.164,95. Namun selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG berhasil rebound ke zona hijau. Setelah berhasil rebound, penguatan IHSG pun tidak berhenti hingga perdagangan sesi II dan akhir perdagangan hari ini.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 15 triliun dengan melibatkan 34 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 267 saham naik, 266 saham turun, dan 169 saham lainnya stagnan.

Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya pada hari ini, yakni hingga mencapai Rp 1,7 triliun. Sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi yang juga cukup jumbo yakni mencapai Rp 1,2 triliun dan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) di posisi ketiga sebesar Rp 768,5 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham BUMI ditutup melejit 10,67% ke posisi Rp 197/unit. Sedangkan saham BBRI melesat 3,15% ke Rp 4.590/unit, dan saham ADRO berakhir melonjak 6,61% menjadi Rp 4.030/unit.

Penguatan IHSG terjadi di tengah kondisi pasar masih terus dibayangi oleh pernyataan ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell pada Simposium Tahunan Jackson Hole terkait arah kebijakan suku bunga The Fed yang memberi sinyal akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan September tahun ini.

The Fed juga tengah bersiap untuk mengambil kebijakan yang cukup restriktif untuk mengembalikan inflasi ke kisaran target 2%, meskipun harus berdampak negatif untuk rumah tangga dan pelaku bisnis.

Sementara itu dari dalam negeri, sentimen masih terkait kenaikan BBM bersubsidi. Pada Sabtu lalu, pemerintah akhirnya mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter.

Harga baru tersebut juga langsung diberlakukan sejak Sabtu pukul 14:30 WIB atau tepat 1 jam setelah pengumuman dari Presiden. Hal ini cukup mengejutkan publik, pasalnya pemberlakuan kenaikan harga BBM dilakukan pada hari libur. Meskipun, isu kenaikan BBM sudah mencuat sejak beberapa hari terakhir.

Pemerintah juga berkali-kali mengeluhkan beratnya beban subsidi yang mencapai Rp 502 triliun. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan telah melakukan berbagai upaya untuk menahan harga bensin naik, di tengah kenaikan harga minyak. Namun, Jokowi menegaskan bahwa situasi memang tak terelakkan.

Jokowi mengaku tetap ingin agar harga BBM tetap berada pada level saat ini. Namun, Jokowi menegaskan kas keuangan negara sudah menanggung beban yang cukup berat, karena beban subsidi BBM yang naik hingga tiga kali lipat.

"Saya sebetulnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN, tetapi anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun," katanya.

Kenaikan harga BBM dapat membuat inflasi di RI berpotensi melonjak. Inflasi diproyeksi akan menembus 6-7% secara tahunan (year-on-year/yoy), sehingga potensi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga juga terbuka. Hal ini tentunya akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2022.

Dengan kenaikan harga BBM ini maka akan memicu kenaikan biaya transportasi, hingga memicu lonjakan harga pangan akibat tingginya biaya logistik. Maka inflasi tanah air di proyeksikan akan meninggi bahkan akan menggerus daya beli masyarakat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular