Jejak Harga BBM RI: Dulu Pernah Seharga Rp 0,3 per Liter

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 05/09/2022 08:30 WIB
Foto: Pertalite Resmi Naik, Begini Kondisi SPBU Pertamina (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp 7.650 jadi Rp 10.000 per liter.

"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM. Sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini subsidi akan alami penyesuaian," kata Jokowi dalam Konferensi Pers Presiden Jokowi dan Menteri Terkait perihal Pengalihan Subsidi BBM ditayangkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022).

"Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter, Pertamax non-subsidi naik dari Rp 12.500 jadi Rp 14.500 per liter. Ini berlaku 1 jam sejak diumumkan, pada pukul 14.30 WIB," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif saat mendampingi Jokowi.


Jokowi bukan presiden pertama yang menaikkan harga BBM. Presiden Soekarno pada masa pemerintahannya menaikkan BBM sebanyak dua kali sejak pertama kali ditetapkan. Awalnya pada 22 November 1965 ditetapkan harga BBM jenis premium menjadi Rp 0,3 dan solar Rp 0,2.

Dua bulan kemudian, pada 3 Januari 1966, pemerintah menaikkan harga Premium menjadi Rp 1 dan solar Rp 0,2. Berikutnya harga BBM terbaru berlaku pada 27 Januari 1966 ketika pemerintah melakukan penyesuaian harga Premium dan menurunkannya menjadi Rp 0,5, sedangkan solar menjadi Rp 0,4.

Sementara itu, pada era Soeharto tentu paling banyak karena Soeharto memerintah Indonesia lebih dari 30 tahun.  

Berikut catatan perubahan harga BBM yang diberlakukan semasa kepemimpinan Soeharto:

- 3 Agustus 1967 Premium Rp4 dan solar Rp3,5

- 25 April 1968: Premium Rp16 dan solar Rp12,5

- 1 Juni 1970: Premium Rp25 dan solar Rp12,5

- 1 April 1972 Premium Rp35 dan solar Rp14

- 1 April 1973 Premium Rp41 dan solar Rp16

- 22 April 1974 Premium Rp46 dan solar Rp19

- 1 April 1975: Premium Rp57 dan solar Rp22

- 1 April 1976: Premium Rp70 dan solar Rp25

- 5 April 1979: Premium Rp100 dan solar Rp35

- 1 Mei 1980: Premium Rp150 dan solar Rp52,5

- 4 Januari 1982: Premium Rp240 dan solar Rp85

- 7 Januari 1983: Premium Rp320 dan solar Rp145

- 12 Januari 1984: Premium Rp350 dan solar Rp220

- 1 April 1985: Premium Rp385 dan solar Rp242

- 10 Juli 1986: Premium Rp385 dan solar Rp200

- 24 Mei 1990: Premium Rp450 dan solar Rp245

- 11 Juli 1991: Premium Rp550 dan solar Rp300

- 8 Januari 1993: Premium Rp700 dan solar Rp380

- 5 Mei 1998: Premium Rp1.200 dan solar Rp600

- 16 Mei 1998: Premium Rp1.000 dan solar Rp550

Sementara itu, pada Era Reformasi di bawah kepemimpinan Gus Dur:

- 1 Oktober 2000: Premium Rp1.150 dan solar Rp600

- 1 April 2001: Premium Rp1.150 dan solar Rp990

- 1 Mei 2001: Premium Rp1.150 dan solar Rp1.150

- 1 Juni 2001: Premium Rp1.150 dan solar Rp1.285

- 16 Juni 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp900

- 1 Juli 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp1.250, diketahui kenaikan tertinggi pada Premium sebesar 20,7% dan solar sekitar 39,3%.

Di sisi lain, Megawati Soekarnoputri diketahui menjabat tidak terlalu lama, namun kenaikan BBM yang dilakukannya setengah dari yang dilakukan Soeharto.

Berikut rinciannya :

- 1 Agustus 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp1.190 - 1 September 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp955

- 1 Oktober 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp1.000 -1 November 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp945 - 1 Desember 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp900

- 17 Januari 2002: Premium Rp1.550 dan solar Rp1.150

- 1 April 2002: Premium Rp1.600 dan solar Rp1.250

- 3 Mei 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.400

- 1 Juli 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.350

- 1 Agustus 2002: Premium Rp1.735 dan solar Rp1.325 - 1 September 2002: Premium Rp1.690 dan solar Rp1.360

- 1 Oktober 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.440 - 1 Nopember 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.550

- 2 Januari 2003: Premium Rp1.810 dan solar Rp1.890 - 21 Januari 2003: Premium Rp1.810 dan solar Rp1.650

Pada Era SBY, BBM berubah bukan hanya karena naik namun juga turun. Berikut perubahan harga BBM pada era SBY:

- 1 November 2004: Premium Rp1.810 dan solar Rp1.650

- 1 Maret 2005: Premium Rp2.400 dan solar Rp2.100

- 1 Oktober 2005: Premium Rp4.500 dan solar Rp4.300 - 24 Mei 2008: Premium Rp6.000 dan solar Rp5.500

- 1 Desember 2008: Premium Rp5.500 dan solar Rp5.500

- 15 Desember 2008: Premium Rp5.000 dan solar Rp4.800

- 15 Januari 2009: Premium Rp4.500 dan solar Rp4.500

- 22 Juni 2013: Premium Rp6.500 dan solar Rp5.500

Terakhir pada Era Jokowi juga kerap mengubah harga BBM. Berikut rincian perubahan harga BBM pada masa kepemimpinan Jokowi :

- 18 November 2014: Premium Rp8.500 dan solar Rp7.250

- 1 Januari 2015: Premium Rp7.600 dan solar Rp7.250 disertai kebijakan Jokowi mencabut subsidi premium. Subsidi solar menjadi tetap Rp1.000

- 19 Januari 2015 berlaku dua harga yaitu Bali Madura Premium Rp6.900 dan solar Rp6.400, Luar Bali Madura Premium Rp6.700 dan solar Rp6.400

- 1 Maret 2015 kembali berlaku satu harga nasional: Premium Rp6.800 dan solar Rp6.400

- 28 Maret 2015: Premium Rp7.300 dan solar Rp6.900

- 5 Januari 2016 Kembali berlaku dua harga yaitu Jawa, Madura, Bali (Jamali): Premium Rp7.050 dan Solar Rp5.650. Di luar Jamali: Premium Rp6.950 dan Solar Rp5.650

- 1 April 2016: Jamali Premium Rp6.550 dan solar Rp5.150. Di luar Jamali: Premium Rp6.450 - solar Rp5.150

- 10 Oktober 2018: Jamali Premium Rp7.000 dan solar Rp5.150. Luar Jamali Premium Rp6.900 dan solar Rp5.150. Namun, kebijakan ini dibatalkan satu jam setelah diumumkan. Kemudian Pertalite ditetapkan sebagai BBM bersubsidi.

- 1 April 2022: Pertalite Rp7.650 dan solar Rp5.150

- 3 September 2022: Pertalite Rp10 ribu dan solar Rp6.800


(vap/vap)