Analisis Teknikal

Pertalite Naik, Investor Cemas IHSG Bakal Jeblok?

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 05/09/2022 07:49 WIB
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,59% sepanjang pekan lalu dan berakhir di 7.177,18 pada perdagangan Jumat (2/9/2022).

Penguatan yang dialami IHSG boleh saja tipis. Namun jangan salah, aliran dana asing masih saja membanjiri pasar ekuitas domestik.

Asing mencatatkan net buy saham sebesar Rp 1,88 triliun di pasar reguler. Sedangkan di pasar negosiasi asing net sell Rp 378 miliar sehingga secara neto asing membeli Rp 1,5 triliun.


Sentimen untuk pekan ini datang dari luar dan dalam negeri. Dari luar, indeks saham Wall Street kembali melemah tajam akhir pekan lalu.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing melemah 1,07%. Sementara itu indeks Nasdaq Composite anjlok 1,31%.

Waspadai pelemahan Wall Street yang tajam menjadi katalis negatif untuk IHSG. Di sisi lain, dari dalam negeri kenaikan harga BBM subsidi juga telah ditetapkan oleh pemerintah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp 7.650 jadi Rp 10.000 per liter.

Kabar kenaikan harga BBM ini sudah santer terdengar sejak beberapa pekan terakhir, hingga sempat memicu perdebatan dan panic buying di sejumlah lokasi.

Dalam 5x tahap kenaikan sejak era SBY hingga Jokowi, pengumuman kenaikan harga dilakukan di hari libur.

Pergerakan IHSG saat satu hari sebelum dan satu hari setelah pengumuman cenderung negatif, tercatat 4 kali kecenderungan stagnan, 5x melemah dan satu kali menguat. Waspadai hal ini yang bisa memicu pelemahan IHSG hari ini.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB pekan lalu, indeks bergerak di rentang BB di 7.141-7.212.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Indikator RSI masih bergerak di kisaran 50-60.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak sudah memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak ke area negatif.

Untuk hari ini, IHSG masih berpeluang terkoreksi. Level support terdekat IHSG berada di 7.141. Apabila level tersebut tertembus, waspadai IHSG bisa drop ke 7.069.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(trp/vap)