Masuki Awal September, IHSG Pepet 7.200 Pekan Ini

Putra, CNBC Indonesia
Sabtu, 03/09/2022 07:30 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor saham masih boleh bersyukur pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dapat menguat di zona hijau.

Meski menguat, IHSG belum mampu bertahan di atas level psikologis 7.200. Apresiasi sebesar 0,59% hanya bisa mengantarkan IHSG ke 7.177,18.

Penguatan yang dialami IHSG boleh saja tipis. Namun jangan salah, aliran dana asing masih saja membanjiri pasar ekuitas domestik.


Asing mencatatkan net buy saham sebesar Rp 1,88 triliun di pasar reguler. Sedangkan di pasar negosiasi asing net sell Rp 378 miliar sehingga secara neto asing membeli Rp 1,5 triliun.

Angka tersebut masih terbilang jumbo seiring dengan banjir sentimen positif di dalam negeri. Selain karena kondisi ekonomi yang terus membaik tercermin dari PMI manufaktur yang ekspansif, rilis kinerja keuangan emiten juga turut menjadi bensin bagi IHSG.

Indeks sektoral industrial menjadi pendorong penguatan IHSG dalam sepekan disusul oleh indeks sektoral kesehatan dan indeks energi.

Apresiasi indeks energi juga didukung oleh kinerja keuangan konstituennya yang moncer. Asal tahu saja, emiten batu bara Tanah Air banyak yang baru merilis laporan keuangan semesteran. Hasilnya sangat memuaskan.

Bagaimana tidak, laba bersih perusahaan tambang batu hitam melesat ratusan hingga ribuan persen. Harga batu bara global yang naik 200% dan tembus US$ 400/ton seolah menjadi durian runtuh bagi emitennya.

Dibalik penguatan IHSG sebenarnya terselip beberapa sentimen negatif mulai dari bank sentral AS yang masih akan mengerek suku bunga acuan ke depan hingga rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi.

Sampai saat ini memang masih belum ada kepastian dari pembuat kebijakan terkait perihal tersebut. Pemerintah masih terus mempertimbangkan masalah anggaran subsidi yang bengkak sampai dampak inflasi yang ditimbulkan.

Namun banyak yang menilai bahwa kenaikan harga BBM subsidi merupakan keniscayaan di tengah upaya pemerintah untuk menyehatkan kembali anggaran.


(trp/trp)