Bos OJK Ungkap Sektor Usaha yang Belum Sembuh dari Covid-19

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
31 August 2022 18:45
Ilustrasi Gedung OJK
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut perekonomian sudah semakin pulih pada kuartal II tahun ini. Hal itu tercermin dari berkurangnya sektor usaha yang melakukan program restrukturisasi kredit akibat Covid-19.

Bahkan, ada peningkatan kredit perbankan dari sektor-sektor yang keuangan dan kegiatan usahanya sudah mulai pulih.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, terdapat perbedaan waktu masa pemulihan dari setiap sektor. Pemulihan sektor tersebut akan diikuti dengan pertumbuhan kredit.

"Walaupun setiap sektor memiliki perbedaan waktu atau jeda dari berapa lama diperlukan angka pertumbuhan di sektor itu, kemudian diikuti oleh pertumbuhan kredit," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI Jakarta, Rabu (31/8/2022).

OJK mencatat, sektor yang masih memerlukan bantuan restrukturisasi kredit Covid-19 atau belum membaik hingga kuartal II tahun ini, yaitu sektor akomodasi, makanan dan minuman (mamin). Porsi restrukturisasi di sektor tersebut sebesar 43%.

"Bahwa sektor yang membutuhkan restrukturisasi sampai saat ini mendominasi lebih kepada satu sektor yaitu akomodasi, makanan dan minuman yang sampai bulan Juli 2022," ucapnya.

Mahendra melanjutkan, satu sektor lainnya yang cukup mencolok namun sudah mulai melandai atau berkurang porsi restrukturisasi kreditnya yaitu real estate dan sewa yang saat ini sudah mencapai 17,9% dari tahun 2020 lalu yang berada di 25%.

"Ambang batas 20% dari masing-masing sektor ini yang digunakan untuk menunjukkan apakah sektor itu masih perlu restrukturisasi atau tidak, sehingga kalau dilihat threshold-nya demikian. Secara menyeluruh, kecuali akomodasi dan mamin secara pro rata sektor lain tak butuh restrukturisasi lebih lanjut karena memang kelandaiannya terjadi," jelasnya.

Menurutnya, setiap perusahaan di suatu sektor industri, dalam keputusan melakukan pinjaman untuk investasi membutuhkan waktu berdasarkan situasi dan prospek bisnis ke depan. Namun pinjaman kredit perbankan untuk belanja modal perusahaan sudah berjalan.

"Artinya adalah bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam dua kuartal terakhir memberikan kepercayaan pada industri (bukan hanya) untuk melakukan pinjaman tapi juga bergerak pada investasi," tuturnya.

Mahendra menambahkan, program restrukturisasi kredit Covid-19 sendiri akan berlangsung hingga Maret 2023 mendatang. "(Sektor) akomodasi, makanan dan minuman akan jadi perhatian sendiri yang nanti akan kami sampaikan dalam keterangan berikutnya," pungkasnya.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apakah Dua Calon Bos OJK dari MIND ID Bakal Melenggang Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular