Banyak Tekanan, Harga Nikel Rebahan Lagi...

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
30 August 2022 18:40
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau melemah 0,11% pada perdagangan hari Selasa (30/8/2022), di mana kasus Covid-19 di China kembali meningkat dan membebani permintaan.

Pukul 17:17 WIB, harga nikel dunia tercatat US$ 21.610/ton, melemah 0,11% dibandingkan posisi pada perdagangan awal pekan ini.

Melansir Reuters, pemerintah China telah menutup pasar elektronik terbesar di dunia yakni Huaqiangbei di kota Shenzhen di Selatan China dan memberhentikan layanan kereta bawah tanah di 24 stasiun karena terdapat kasus baru Covid. Seperti diketahui, China masih memberlakukan kebijakan zero Covid, sehingga ketika kasus baru meningkat maka mereka akan langsung lockdown.

Tentunya, hal tersebut kian membebani aktivitas bisnis dan akan berdampak pada permintaan komoditas termasuk nikel. China merupakan konsumen terbesar dari komoditas nikel dunia, di mana berkontribusi sebanyak 59% dari total impor nikel dunia.

"Anda tidak bisa terlalu bearish dalam jangka menengah hingga jangka panjang untuk kompleks (logam) karena semua kebijakan dukungan ... tetapi saya pikir Anda harus menyadari bahwa orang-orang melakukan perdagangan dalam jangka yang jauh lebih pendek," kata analis Marex Zenon Ho dikutip Reuters.

Selain itu, komentar yang hawkish dari Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell pada Jumat (26/8) pekan lalu, kian menambah tekanan terhadap permintaan nikel.

Powell mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan lanjutan pada pertemuan September 2022 untuk meredam angka inflasi yang masih berada dekat dengan rekor tertingginya sejak 40 tahun.

Hal tersebut nyatanya mendorong kinerja dolar AS di pasar spot. Pada awal pekan ini, indeks dolar AS sempat menyentuh level 109. Namun, pada perdagangan hari ini pukul 17: 40 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang dunia, bergerak melemah 0,45% ke posisi 108,34.

Meski begitu, indeks dolar AS masih berada dekat dengan rekor tertingginya selama dua dekade di 109,29 pada pertengahan Juli 2022.

Sejatinya, nikel diperdagangkan menggunakan dolar AS. Ketika dolar AS berada dekat dengan rekor tertingginya, maka akan menjadi mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suram! Kasus Covid-19 di China Bikin Harga Nikel Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular