Pasar Wait and See, Harga Emas Makin Tak Pasti!

Maesaroh, CNBC Indonesia
30 August 2022 17:10
Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus melemah. Pada perdagangan Selasa (30/8/2022) pukul 15:10 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.734,39 per troy ons. Harga emas melemah 0,19%.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 27 Juli 2022 atau sebulan lebih.

Dalam sepekan, harga emas sudah melandai 0,76% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 2,11% sementara dalam setahun anjlok 4,19%.

Analis dari SPI Asset Management Stephen Innes mengatakan pergerakan emas ke depan akan sangat ditentukan oleh laju dolar Amerika Serikat (AS).

Dollar Index (yang mencerminkan posisiĀ greenbackĀ di hadapan enam mata uang utama dunia) memang melemah 0,29% ke posisi 108,51 pada sore hari ini. Namun, posisi tersebut masih dalam level tertinggi sepanjang 20 tahun terakhir.

"Pasar saat ini dalam mode masih wait and see. Mereka ingin melihat lebih jauh seperti apa data ekonomi ke depan. Jika data tersebut terus memburuk, saya pikir emas akan kembali menguat lagi," tutur Innes, seperti dikutip dari Reuters.

Dolar AS melesat tajam setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberi pernyataan yang sangat hawkish pada simposium Jackson Hole, pekan lalu.

Dalam pidatonya, Powell menegaskan dia tidak ragu untuk menaikkan suku bunga acuan demi menekan inflasi meskipun dampaknya bisa buruk bagi perekonomian AS.
Kenaikan dolar AS membuat emas makin mahal sehingga kurang menarik bagi investor.

Pada Senin (29/8/2022), Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari jatuhnya pasar saham akibat aksi sell off menunjukkan jika investor memahami kalau the Fed sangat serius dalam memerangi inflasi.

Menyusul hawkishnya pernyataan Powell, market kini berekspektasi bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada September mendatang.

Ekspektasi tersebut diperkirakan akan semakin membuat emas terpuruk. Analis pasar Reuters, Wang Tao, mengatakan emas tengah menguji titik resistance di US$1.742 per troy ons.

Jika emas mampu menembus titik tersebut maka sang logam mulia bisa terus merangkak naik ke kisaran US$ 1.748-1.755 per troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi dan Lagi.....Harga Emas Kembali Tumbang Karena The Fed

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular