
Kepercayaan Ini Picu Harga Emas Anjlok 4% Setahun Belakangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas semakin kehilangan kilaunya. Pada perdagangan Selasa (30/8/2022) pukul 06:28 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.736,42 per troy ons. Turun 0,08%.
Dalam sepekan, harga emas melemah 0,64% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas amblas 1,9% sementara dalam setahun anjlok 4,1%.
Analis Exinity Han Tan mengatakan harga emas masih akan terus tertekan selama pelaku pasar berekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu lama.
"Emas akan terus tertekan selagi pasar percaya bahwa the Fed tidak akan menerapkan kebijakan dovish dalam waktu dekat. Di benak pasar, saat ini sudah tertanam bahwa kenaikan suku bunga acuan akan bertahan lama," tutur Han Tan, seperti dikutip Reuters.
Seperti diketahui, Ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya pada simposium Jackson Hole menegaskan jika bank sentral AS akan tetap teguh memerangi inflasi meskipun hal itu menimbulkan "kesakitan" pada ekonomi AS. Powell juga menegaskan jika the Fed akan tetap memberlakukan kebijakan hawkish.
"Banyak trader yang langsung menjual emas begitu Powell berpidato tetapi aksi bargain hunting membuat emas menguat. AS tengah menuju resesi. Jika resesi terjadi maka the Fed tidak bisa seagresif saat ini. Jika kondisi ini terjadi maka harga emas akan mulai naik," ujar Wyckoff, kepada Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilik Emas Dibuat Tertawa oleh Persaingan Sentimen AS-China