Bisnisnya Mobil Listrik, Elon Musk Sebut Sangat Perlu Migas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 August 2022 15:45
Elon Musk tiba di acara amal tahunan Met Gala 2022 bertema In America: An Anthology of Fashion di The Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat, Senin (2/5/2022). (REUTERS/Brendan Mcdermid)
Foto: Elon Musk tiba di acara amal tahunan Met Gala 2022 bertema In America: An Anthology of Fashion di The Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat, Senin (2/5/2022). (REUTERS/Brendan Mcdermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk, menyatakan dunia saat ini membutuhkan lebih banyak minyak mentah dan gas alam. Pernyataan tersebut menjadi sedikit aneh karena berada di luar konteks bisnis Tesla Inc, produsen mobil listrik, yang notabene ramah lingkungan.

"Saya pikir kita sebenarnya membutuhkan lebih banyak minyak mentah dan gas, tidak kurang, tetapi secara simultan kita harus bergerak secepat mungkin menuju perekonomian dengan energi berkelanjutan," kata Musk pada acara konferensi energi di Norwegia, sebagaimana dilansir Wall Street Journal, Selasa (30/8/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Musk juga mengatakan meski ia memproduksi mobil listrik, tetapi dia tidak "menjelek-jelekan" bahan bakar fosil. Tidak hanya mobil listrik, Tesla juga memproduksi panel surya dan baterai yang mengurangi emisi karbon dari transportasi serta sektor energi yang menggunakan energi fosil.

Kebetulan, saat pernyataan tersebut dilontarkan harga minyak mentah melesat cukup tinggi. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan Selasa melesat 4,24% ke US$ 97/barel, Brent juga naik lebih dari 4% ke US$ 105/barel yang merupakan level tinggi dalam satu bulan terakhir.

Harga minyak mentah sebelumnya sempat menyentuh level terendah 6 bulan bulan ini. WTI berada di kisaran US$ 85/barel dan Brent di US$ 91/barel. Namun belakangan kembali menanjak.

Harga minyak mentah dan gas alam saat ini masih tergolong tinggi, yang memicu krisis energi di Eropa, dan tingginya inflasi di berbagai negara.

Krisis yang melanda tersebut sampai memaksa beberapa negara kembali menghidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara. Emisi karbon pun bukannya berkurang, tetapi semakin meningkat.

Musk mengatakan, krisis tersebut menjadi tanda jika saat ini dunia membutuhkan lebih banyak minyak mentah dan gas, sembari segera melakukan transisi. Ia mengatakan angin laut memiliki "potensi besar yang belum dimanfaatkan" sebagai sumber energi.

Selain itu, Musk juga mendukung pembangkit listrik tenaga nuklir.

"Jika anda memiliki pembangkit nuklir yang dirancang dengan baik, anda tidak boleh mematikannya, khususnya saat ini," tegas Musk.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Markas Tesla, Tempat Luhut & Elon Musk Meet Up

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular