Top Gainers-Losers

Cek Portofolio! Ini Sederet Saham Tercuan & Terboncos Kemarin

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Selasa, 30/08/2022 06:57 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis pada perdagangan Senin (29/8/2022) kemarin, Sentimen pasar cenderung negatif, sehingga investor cenderung melakukan aksi profit taking.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun tipis 0,04% ke posisi 7.132,045, setelah melewati perdagangan yang cukup sulit kemarin.

IHSG sebelumnya sempat ambles lebih dari 1% pada awal perdagangan sesi I atau pagi hari kemarin. Tetapi menjelang perdagangan siang hari, koreksi IHSG terus terpangkas dan pada akhirnya berhasil ditutup turun tipis-tipis saja.


Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka ambles 1,31% ke posisi 7.041,79. Selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG makin ambles hingga 1,43%. Tetapi sekitar pukul 10:00, IHSG mampu bangkit, namun tidak bisa berbalik ke zona hijau hingga akhir perdagangan.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 29 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 191 saham menguat, 357 saham melemah, dan 154 saham lainnya stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 143,25 miliar di pasar reguler.

Saat IHSG ditutup turun tipis, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham emiten perdagangan besar mesin yakni PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham GPSO ditutup meroket 34,82% ke posisi harga Rp 151/saham.

Nilai transaksi saham GPSO pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 25,56 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 185,31 juta lembar saham. Investor asing membeli saham GPSO sebanyak Rp 24.000 di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 22 Agustus hingga kemarin, saham GPSO mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan stagnan sebanyak 3 kali.

Dengan ini, maka saham GPSO telah mencatatkan kenaikan mencapai 38,53% dalam sepekan terakhir dan melonjak 29,06% dalam sebulan terakhir.

Dari sisi kinerja keuangan, pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,09 miliar, berbalik dari kondisi rugi pada periode yang sama tahun lalu sebesar rugi Rp 242,7 juta.

Moncernya kinerja laba ditopang oleh meroketnya pendapatan usaha. GPSO membukukan pendapatan bersih Rp 4,25 miliar pada kuartal I 2022, melonjak 117,8% dari Rp 1,95 miliar pada kuartal I 2021.

Sebagai informasi, GPSO merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha utama yaitu bergerak dalam bidang Perdagangan Besar Mesin, Peralatan dan Perlengkapan Lainnya dengan KBLI nomor 46599.

Selain saham GPSO, terdapat pula saham emiten energi yakni PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga masuk ke jajaran top gainers pada peradagangan kemarin.

Saham MEDC ditutup melesat 11,98% ke Rp 935/saham. Nilai transaksi saham MEDC pada perdagangan kemarin mencapai Rp 306,11 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 342,33 juta lembar saham. Asing juga membeli saham MEDC sebesar Rp 9,42 miliar di pasar reguler.

Harga komoditas minyak mentah dan gas alam yang masih meninggi menjadi sentimen pendorong saham MEDC kembali melonjak.

Pada Senin kemarin pukul 19:15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent menguat 0,21% ke US$ 101,2 per barel. Sedangkan harga minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) bertambah 0,51% ke US$ 93,53 per barel.

Sementara itu dari kinerja keuangannya pada semester I-2022, MEDC berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan.

Mengutip laporan keuangan perusahaan per semester I-2022, laba bersih tercatat naik sebesar 480% secara tahunan menjadi US$ 270 juta.

Sedangkan EBITDA sebesar US$ 806 juta, sebagai dampak dari peningkatan volume minyak, gas dan tembaga yang lebih tinggi dan juga harga komoditas yang membaik.

Sementara EBITDA pada kuartal kedua adalah US$ 492 juta, di atas kuartal pertama sebagai akibat dari harga komoditas yang lebih tinggi dan kontribusi satu kuartal penuh dari Corridor.

Harga minyak rata-rata untuk semester pertama adalah US$ 104,4/bbl, dan harga jual rata-rata tertimbang gas adalah US$ 7,7/mmbtu.

Sementara itu MEDC akan membagikan dividen final pada tahun buku 2021 sebesar US$ 35 juta pada Agustus dan dividen interim 2022 sebesar US$ 25 juta pada September, sehingga totalnya menjadi US$ 60 juta.

Ini merupakan dividen pertama Medco Energi sejak 2017 dan Perseroan telah memberikan panduan dividen sebesar Rp 15-20 per saham untuk setiap tahun buku. Dividen yang diumumkan merupakan penghargaan atas dukungan berkelanjutan dari pemegang saham.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat

Pages