Miris! Terlalu Total di Kripto, Seorang Guru SD Bangkrut

Jakarta, CNBC Indonesia - Kisah miris datang dari seorang mantan guru Sekolah Dasar (SD) asal Inggris yang hampir kehilangan seluruh uangnya setelah membeli aset digital mata uang kripto atawa cryptocurrency. Dilansir dari The Guardian, adalah Duncan seorang berusia 47 tahun mantan guru SD yang memilih untuk menggunakan sebagian besar hartanya untuk berinvestasi di token kripto.
Terinspirasi dengan teman-temannya yang kebanyakan memilih kripto sebagai aset investasi, Duncan pun tergiur. Sebenarnya Duncan sudah sempat untung, namun sayang Ia terlena dan menjadi salah satu korban dari jatuhnya pasar kripto sehingga membuat keuntungannya tergerus dan berbalik merugi.
"Saya ingin mendapatkan US$ 500.000 (Rp 7,4 miliar) dan saya berencana mengambil setengahnya. Saya sempat memiliki US$ 300.000 (Rp 4,4 miliar) saat natal" ujar Duncan sebagaimana ditulis di The Guardian.
Namun portofolionya anjlok signifikan dan kini hanya menyisakan sekitar US$ 4.685 (Rp 69 juta). Padahal modal awal yang digunakan oleh Duncan mencapai US$ 46.845 (RP 690 juta).
Setelah merugi parah akibat mata uang kripto, kini Duncan terpaksa hidup bersama orang tua-nya. Meskipun demikian Duncan masih optimis karena teman-temanya ada yang bahkan merugi hingga puluhan juta poundsterling.
Sebenarnya perkenalan Duncan dengan dunia kripto bukan baru-baru ini. Duncan sendiri dikabarkan sudah mulai dikenalkan temannya di dunia kripto saat tahun 2010, awal-awal aset digital ini booming.
Pada 2017 harga Bitcoin sebagai kripto paling populer mengalami kenaikan signifikan dan Duncan merasa bahwa aset kripto merupakan pilihan investasi yang tepat.
Di tahun itu pula Duncan memulai debutnya berinvestasi di kripto. Namun pada 2018 saat pasar crash Duncan berhenti sejenak.
Barulah di tahun 2019 Duncan kembali berinvastasi secara rutin. Pada 2021 Duncan berinvestasi di Bitcoin dan Ethereum. Selain dua token kripto paling populer tersebut, Duncan juga berinvestasi di koin LUNA.
Nahas nasib Duncan, harga token LUNA drop dari US$ 85 menjadi kurang dari US$ 1 pada Mei lalu. Inilah yang membuat Duncan menderita kerugian yang besar.
Berharap dapat untung malah buntung, begitulah kurang lebih pepatah yang tepat menggambarkan kondisi Duncan saat ini.
Dari Duncan, hikmah yang dapat diambil adalah perlunya untuk mengatur psikologis agar tidak FOMO dan memahami betul apa yang menjadi pilihan investasinya serta diperlukanya diversifikasi asset.
Menariknya, sampai saat ini Duncan masih percaya bahwa harga kripto akan rebound suatu saat nanti dan masih belum menjual kepemilikan kriptonya.
[Gambas:Video CNBC]
Top 5 Kripto Sepekan, 23 April 2022
(trp)