Lewat Inovasi Teknologi, Target NZE 2060 Bisa Dikejar

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Senin, 29/08/2022 18:45 WIB
Foto: dok PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan Mining Industry Indonesia (MIND ID) menyelenggarakan The 3rd Energy Transition Working Group Meeting-Parallel Event G20 Presidency of Indonesia.

Acara yang digelar pada Senin (19/8/) ini mengangkat tema "The Role of Coal Industry Towards Energy Transition and Circular Economy" dan diselenggarakan dalam dua sesi, yakni Mini Innovation Workshop dan Executive Talkshow.

Dalam acara ini, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menegaskan, transisi energi tidak harus meniadakan batu bara. Dengan inovasi teknologi, emisi dari batu bara pun bisa ditekan sehingga target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 tetap bisa dicapai.


"Mari kita berpikir dengan cara yang lain. Kata kuncinya transisi energi berkelanjutan. Net Zero Emission pada 2060 itulah skenario besar yang harus kita rumuskan dengan langkah tidak biasa-biasa saja. Kuncinya adalah inovasi," kata Ridwan dikutip dari keterangan tertulis, Senin (29/8/2022).

Mengenai inovasi, Ridwan menekankan pentingnya aspek keterjangkauan dan penguasaan teknologi. Ia juga meminta hasil dari acara tersebut benar-benar dijalankan agar industri batu bara dapat mendukung transisi energi berkelanjutan.

Sesi Mini Workshop sendiri bertujuan mencari solusi untuk mendukung penurunan emisi, terutama pentingnya inovasi dalam menciptakan carbon capture, utilization, and storage (CCUS) yang biayanya terjangkau.

Selain itu, para peserta workshop sepakat bahwa pemanfaatan lahan pasca tambang harus mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi, seperti pemanfaatan lahan pasca tambang ramah lingkungan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Adapun hadir dalam sesi pertama ini antara lain Kepala Pusat Riset Teknologi Pertambangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anggoro Tri Mursito, Direktur Sumber Daya Manusia PTBA Suherman, para pimpinan asosiasi pertambangan, Dewan Juri dan Advisor Bukit Asam Innovation Awards 2022 Greenovator, para pimpinan lembaga penelitian dan perusahaan rintisan teknologi, dan para pemuda delegasi Y20.

Sementara itu, sesi Executive Talkshow menjadi wadah untuk menggali ide dan praktik yang telah dilaksanakan sebagai langkah pengembangan bersama. Terutama dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan dengan memperhatikan ekonomi sirkular.

Dalam Executive Talkshow ini, hadir Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis selaku Chair Energy Transition Working Group (ETWG) G20 Yudo Dwinanda Priaadi, Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo, para pimpinan perusahaan pertambangan batu bara, hingga para akademisi dan pimpinan lembaga penelitian.

Adapun Staf Khusus Menteri ESDM Nanang Untung dan VP Pengembangan Hilirisasi PTBA Setiadi Wicaksono bertindak sebagai panelis, sedangkan Chairperson of Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Filda C Yusgiantoro berperan sebagai moderator.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail mengungkapkan bahwa kehadiran para panelis dan peserta membawa pandangan bagi realisasi transisi energi.

"Hadirnya Bapak dan Ibu para ahli, akademisi, praktisi pengelolaan lingkungan, dan para generasi muda terbaik yang tergabung dalam Y20 juga akan dapat memberikan pandangan dan masukan bagi kita bersama guna terlaksananya transisi energi yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan ekonomi sirkular. Partisipasi, sinergi, dan kolaborasi dari semua pihak tentunya akan semakin mempermudah dan mempercepat langkah kita menuju target yang telah ditetapkan," kata dia.

Dia menjelaskan, dalam sesi talkshow menghasilkan kesimpulan bahwa transisi energi membutuhkan perencanaan dan persiapan matang. Kemudian dibutuhkan komitmen semua pemangku kepentingan agar program transisi energi berkelanjutan bisa berjalan sesuai target.

Lebih lanjut, tambah Arsal, selaras dengan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA tengah memantapkan eksistensi dan bertransformasi menjadi perusahaan energi.

Menurut dia, transformasi tidak hanya dilakukan untuk menciptakan bisnis berkelanjutan, melainkan juga mendukung target pemerintah Indonesia untuk mencapai NZE pada 2060.Di samping itu, mendorong proses transisi energi berkelanjutan dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.

"Berbagai strategi transformasi bisnis telah kami terapkan seperti peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dan pengembangan hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME)," kata dia.

Sementara dari sisi operasional pertambangan, Arsal menambahkan, terdapat dua program utama yang dijalankan, yakni Eco Mechanized Mining dan E-Mining Reporting System.

Pada program Eco Mechanized Mining, PTBA mengganti peralatan pertambangan menggunakan bahan bakar berbasis fosil menjadi elektrik. Sementara pada program E-Mining Reporting System, PTBA memanfaatkan platform pelaporan produksi secara real time dan online sehingga mampu meminimalisasi monitoring konvensional dengan kendaraan dan mengurangi penggunaan bahan bakar.

Tidak hanya itu, PTBA juga gencar menerapkan program manajemen karbon yaitu program integrasi untuk mengurangi emisi karbon dalam operasional pertambangan perusahaan. Beberapa usaha manajemen karbon yang dilakukan, yakni reklamasi, dekarbonisasi operasional tambang, dan studi CCUS.

"Terkait dengan kajian CCUS ini, Bukit Asam juga sedang menggelar kompetisi teknologi dekarbonisasi yang menitikberatkan inovasi di bidang carbon reduction dan CCUS dengan tajuk Bukit Asam Innovation Award 2022 Greenovator Indonesia," jelas Arsal.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Alasan Produsen Batu Bara Ramai-Ramai Incar Bisnis LNG & EBT