
Perempuan Dominasi Kasus Bunuh Diri Seleb Korea, Ada Apa?
![[THUMB] Sulli](https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/10/14/94962490-4aa2-43af-988e-72a50e97b81c_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bukan rahasia lagi kalau Korea Selatan merupakan negara dengan kasus bunuh diri yang mengerikan. Negeri Ginseng tersebut memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara yang menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Kasus bunuh diri juga cukup umum di industri hiburan. Sederet seleb ternama memilih mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis, termasuk aktris dan model Song Yoo-jung, penyanyi Sulli, dan mantan idol K-pop Goo Ha-ra. Yang terbaru, aktris muda Yoo Ju Eun bunuh diri pada 29 Agustus 2022.
Kematian artis akibat bunuh diri semakin menegaskan sisi kelam dan kerasnya kehidupan para artis ini. Di balik kesan glamor yang diampilkan, banyak dari mereka yang mengalami serangkaian depresi sampai akhirnya tak ingin lagi hidup dan memutuskan bunuh diri.
Selain mengungkap tantangan kesehatan para selebritis yang menjadi pusat perhatian, kasus ini menunjukkan tren bunuh diri yang mengkhawatirkan di kalangan wanita muda Korea Selatan.
Ada banyak alasan di balik tren mengerikan ini. Sebagian seleb merasa depresi akibat meredupnya karier mereka. Sementara bagi Sulli dan Goo Hara, mereka bunuh diri diduga karena depresi akibat hujatan publik.
Kesehatan mental di bawah tekanan
Selama sepuluh tahun terakhir, angka bunuh diri wanita muda Korea Selatan meningkat sekitar lima persen per tahun. Menurut Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di negara-negara industri maju. Sekitar 14.000 orang meninggal dunia karena bunuh diri pada tahun 2018. Meskipun lebih banyak pria yang bunuh diri dibanding wanita, sekitar 2 banding 1, namun ternyata lebih banyak wanita yang mencoba bunuh diri.
Beberapa faktor yang mendorong fenomena ini antara lain kemiskinan, pengangguran, ketidaksetaraan gender dan kekerasan berbasis gender, konflik generasi, kesepian, pola asuh yang buruk, kesejahteraan sosial yang tidak memadai, dan mungkin - yang terpenting - persaingan, demikian kata Jang Soong-nang, seorang pakar epidemiologi sosial dari Universitas Chung-ang, seperti dikutip dari DW.
Jang menjelaskan bahwa media sosial berperan dalam kasus bunuh diri para selebritis di Korea Selatan. Segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan selebriti tersebut diungkap, dimanipulasi, dikritik, dan terkadang didorong oleh politik identitas yang menunjukkan kebencian.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sebelum Bunuh Diri, Bintang Drakor Yoo Ju Eun Tulis Surat Ini