
Jeblok Nyaris ke Bawah 7.000, IHSG Bisa Bangkit di Sesi 2?

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jeblok hingga 1,68% ke 7.015,347.
Seiring berjalannya waktu, IHSG sukses memangkas pelemahan hingga tersisa 0,69% di Rp 7.068,111 pada akhir sesi I.
Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 382 unit, sedangkan 153 unit lainnya menguat, dan 148 sisanya stagnan.
Tanda-tanda IHSG bakal jeblok sudah terlihat sejak akhir pekan lalu. Sebabnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang ambrol pada perdagangan Jumat waktu setempat.
Sebagai kiblat bursa saham dunia, jebloknya Wall Street tentunya berdampak negatif ke bursa lainnya, termasuk IHSG.
Selain itu, dari dalam negeri isu kenaikan harga Pertalite dan Solar juga memperburuk sentimen. Ketika BBM subsidi tersebut naik, maka inflasi akan melesat dan daya beli masyarakat menurun. Pertumbuhan ekonomi pun akan kena getahnya.
Secara teknikal, jika dilihat dari grafik harian sejak mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level 7.355 pada 11 April lalu, IHSG mengalami pasang surut. Dua kali jeblok, dua kali juga sukses bangkit. Meski demikian, kenaikan IHSG dalam 2 kali tersebut membentuk higher low atau level tinggi yang lebih rendah dari sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan IHSG masih akan cukup sulit untuk terus menguat, kecuali bisa melewati 7.257 yang merupakan level tertinggi 9 Juni.
Indikator Stochastic pada grafik harian mulai turun dari wilayah jenuh jual (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang baru turun tersebut tentunya memberikan tekanan bagi IHSG karena belum mencapai wilayah oversold.
IHSG pagi ini sempat jeblok hingga nyaris menjebol 7.000. Level psikologis tersebut bisa menjadi support kuat, sebab ada di dekat rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100).
Sementara itu Stochastic 1 jam yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harian sudah bergerak naik dari wilayah oversold. Stochastic ini menjadi salah satu pemicu IHSG mampu memangkas pelemahan.
![]() jkse |
Selama bertahan di atas 7.065, IHSG berpeluang terus memangkas pelemahan. Apalagi, pagi ini IHSG membentuk gap atau selisih yang cukup besar antara level pembukaan perdagangan hari ini dengan penutupan sebelumnya.
Secara teknikal, suatu aset biasanya akan menutup gap tersebut. Jika mampu menembus level 7.100, IHSG berpeluang naik menuju 7.130.
Sementara jika kembali menembus ke bawah 7.065, IHSG berisiko kembali mendekati 7.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
