Breaking News

Efek Pidato 8 Menit, IHSG Dibuka Anjlok 1,31%!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 August 2022 09:17
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka ambles pada awal perdagangan Senin (29/8/2022), di tengah bursa saham global yang berjatuhan setelah pidato 8 menit ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) di simposium Jackson Hole.

Pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka ambles 1,31% ke posisi 7.041,79. Selang lima menit setelah dibuka, IHSG ambrol 1,41% ke 7.034,98. IHSG pun keluar dari zona psikologisnya di 7.100.

IHSG menyusul bursa saham global yang juga berjatuhan. Di Asia-Pasifik, indeks Nikkei Jepang dibuka ambruk 1,68%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,04%, Shanghai Composite China merosot 1,02%, Straits Times Singapura melemah 0,87%, ASX 200 Australia terkoreksi 0,37%, dan KOSPI Korea Selatan anjlok 2,48%.

IHSG juga menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS), yang juga ambles pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambruk 3,03%, S&P 500 anjlok 3,37%, dan Nasdaq Composite longsor nyaris 4%, atau tepatnya longsor 3,94%.

Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang berbicara di simposium Jackson Hole membuat pasar ketar-ketir. Powell menegaskan masih akan terus menaikkan suku bunga dengan agresif hingga inflasi melandai.

Alhasil, harapan Powell akan sedikit mengendurkan kenaikan suku bunga pun sirna, resesi Negeri Paman Sam semakin di depan mata.

"Memulihkan stabilitas harga kemungkinan membutuhkan stance yang ketat dalam waktu yang lama. Catatan sejarah sangat menentang pelonggaran kebijakan moneter yang prematur," kata Powell dalam acara simposium Jackson Hole, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (26/8/2022) lalu.

Bagi pelaku pasar sebelumnya, inflasi di AS sudah menunjukkan tanda-tanda mencapai puncaknya. Tetapi dengan pernyataan Powell tersebut, pasar pun berubah pikiran dan mereka melihat tren penurunan inflasi masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang menjadi acuan The Fed pada Juli tercatat tumbuh 6,3% secara tahunan (year-on-year/yoy), turun dari bulan sebelumnya 6,8% (yoy). Meski menurun, tetapi masih di level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Kemudian inflasi inti PCE tumbuh 4,6% (yoy), lebih rendah dari sebelumnya 4,8% (yoy).

Powell mengatakan, The Fed tidak akan terpengaruh dengan data selama satu atau dua bulan, dan masih akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi mendekati target 2%.

Artinya, The Fed akan tetap bertindak agresif di tahun ini sampai ada tanda-tanda inflasi melandai. The Fed sepertinya mengorbankan perekonomian demi menurunkan inflasi, ketimbang membiarkannya terus lepas kendali.

Memang, salah satu cara cepat untuk menurunkan inflasi adalah resesi. Ketika resesi terjadi, maka dari sisi permintaan (demand) akan terjadi penurunan yang pada akhirnya menurunkan inflasi.

Di kuartal II-2022, perekonomian AS sebenarnya mengalami kontraksi. Hal yang sama terjadi di kuartal sebelumnya. Hal tersebut biasanya disebut sebagai inflasi, tetapi Powell yang banyak ekonom menyatakan ekonomi AS tidak resesi melihat pasar tenaga kerja yang kuat.

Namun, Powell sudah menyatakan pasar tenaga kerja melemah, dan perekonomian AS akan merasakan "beberapa penderitaan" yang menjadi indikasi The Fed melihat resesi akan terjadi.

Selain itu dari dalam negeri, isu kenaikan harga Pertalite dan Solar masih menjadi perhatian utama.

Informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia, kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi ini akan diumumkan pada 31 Agustus ini, dan harga baru kedua BBM tersebut akan berlaku pada 1 September 2022 ini.

"Pada hari Senin (29/8/2022) akan ada rapat lanjutan mengenai tindak lanjut rapat-rapat sebelumnya," ungkap sumber tersebut kepada CNBC Indonesia, Sabtu (27/8/2022).

Sementara itu, dari sumber tersebut juga, kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.

"Kemungkinan di bawah Rp 10.000/liter," kata sumber tersebut.

Kenaikan harga BBM subsidi bisa mengerek inflasi yang pada akhirnya berdampak buruk bagi perekonomian Tanah Air.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular