
Isu Kenaikan BBM Pertalite Makin Kuat, Rupiah Tetap Perkasa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berfluktuasi melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (26/8/2022). Perhatian tertuju ke simposium Jackson Hole, serta isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, yakni Pertalite dan Solar.
Begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,2% ke Rp 14.790/US$. Rupiah cukup lama mampu mempertahankan penguatan, sebelum berbalik melemah 0,5% ke Rp 14.828/US$.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.815/US$, menguat tipis 0,03% di pasar spot.
Ketua The Fed (bank sentral AS) Jerome Powell akan berbicara dalam simposium Jackson Hole. Powell diperkirakan tidak akan banyak merubah sikapnya. Ia diperkirakan akan kembali menegaskan akan terus menaikkan suku bunga selama diperlukan guna menurunkan inflasi.
Sesuatu yang sudah diantisipasi pelaku pasar jauh-jauh hari.
Jika tak ada kejutan atau semua pernyataan Powell masih sesuai ekspektasi, dolar AS tidak akan menguat tajam.
Berbeda ceritanya jika ada kejutan. Pasar melihat ketika The Fed selesai menaikkan suku bunga dan inflasi mulai menurun, maka di tahun depan pemangkasan akan mulai dilakukan. Tetapi jika Powell menegaskan suku bunga akan ditahan cukup lama setelah periode kenaikan selesai, maka dolar AS berpeluang perkasa lagi.
Meski demikian, Powell baru akan berbicara malam nanti, sehingga pasar masih akan wait and see yang membuat dolar AS kurang bertenaga, dan rupiah mampu menguat di awal perdagangan.
Dari dalam negeri, sempat ada isu pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga Pertalite dan Solar hari ini. Kenaikan harga BBM bisa memicu inflasi yang berdampak buruk bagi rupiah.
Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh CNBC Indonesia, bahwa masih ada rapat lanjutan antara menteri-menteri ekonomi Indonesia pada hari Jumat (26/8/2022) ini.
"Jadi hari ini masih dibicarakan bukan pengumuman penyesuaiannya," terang sumber di lingkup pemerintahan kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/8/2022).
Sejatinya, untuk kenaikan harga BBM ini, pemerintah masih mempertimbangkan supaya tidak mengganggu daya beli masyarakat termasuk inflasi yang tidak terlalu tinggi.
Nah, untuk menjaga daya beli masyarakat, kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter. "Kemungkinan di bawah Rp 10.000/liter," kata sumber tersebut.
Dari informasi yang diterima juga, pengurangan subsidi ada beberapa alternatif termasuk diantaranya adalah penambahan kuota BBM Pertalite yang saat ini sudah dalam kondisi sekarat.
Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa secara eksplisit dari Partai Nasdem mengusulkan kenaikan harga BBM di Pertamina khusus untuk Pertalite dan Solar Subsidi mencapai 30%.
"Pertalite Rp10.000/liter eksplisit dari Nasdem, dengan catatan tetap ada subsidi. Karena kan keekonomian Pertalite itu Rp 17.000-an/liter, jadi memang harus tetap disubsidi," ungkap dia dalam Raker bersama Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Rabu (24/8/2022).
Sugeng meminta subsidi BBM Pertamina juga harus tepat sasaran, kenaikan harga BBM harus dibarengi dengan pembatasan pembelian Pertalite. "Dalam tingkat tertentu kami ingin subsidi diberikan ke orang bukan barang seperti ke BBM," tandas dia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
