Menguat 220%, tanda Saham BUMI Mulai Bangkit?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
26 August 2022 10:32
PT Bumi Resources Tbk berkomitmen pada kesetaraan gender
Foto: Dok Bumi Resources

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat lama tak banyak gerak, harga saham PT BUMI Resources Tbk (BUMI) tampaknya mulai tancap gas. Dalam tiga bulan terakhir saham BUMI tercatat sudah menguat 220%

Gerak lincah saham produsen batu bara terbesar tersebut bisa kita lihat pada kemarin, harga saham BUMI meroket 16,78% ke harga Rp 174/unit. Jika dihitung penguatan kemarin, saham BUMI tercatat telah mengalami penguatan 63% dalam sebulan terakhir.

Saham BUMI tampaknya kembali menjadi idola investor saham, yang sempat mendapat julukan saham sejuta umat sebelum 2008. 

Sentimen terakhir yang memberikan angin segar pada saham BUMI, yaitu NBS Clients yang dilaporkan menambah kepemilikannya atas saham BUMI.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, NBS Clients menambah kepemilikan saham BUMI dari 9,417,265,262 saham menjadi 9.617.265.262 saham atau 6,87%.

BUMI juga telah mengumumkan penambahan modal dengan jumlah saham sebanyak 5.101.889.506 lembar seri C bernominal Rp 50 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 80 per saham.

Saham Seri C yang diterbitkan Perseroan dalam private placement atau penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) tersebut adalah untuk memenuhi permintaan konversi dari pemegang obligasi wajib konversi (OWK).

Direktur dan Sekretaris BUMI Dileep Srivastava sempat mengatakan kenaikan harga batu bara berdampak pada rencana dan kinerja perusahaan. Bahkan menurutnya pembayaran utang perusahaan bakal bisa lebih cepat karena terdorong lonjakan harga emas hitam ini.

"Melunasi utang yang ada lebih cepat adalah prioritas utama kami," kata Dileep kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.

Apalagi BUMI merupakan produsen batu bara terbesar di Indonesia dengan kisaran produksi 80 juta ton per tahun.

"Kurva ke depan menunjukkan harga batu bara dapat tetap kuat untuk beberapa tahun ini.Prioritas kami adalah mempercepat pembayaran utang, restrukturisasi, mengurangi biaya bunga dan meningkatkan profitabilitas," ujarnya.

Meski harga batu bara tengah di atas awan, tantangan yang dihadapi produsen berasal dari sisi produksi. Hujan berkepanjangan akibat La Nina membuat produksi terganggu.

Selain karena lonjakan harga,Dileep mengharapkan kontribusi yang lebih besar dari anak-anak perusahaan, termasuk yang non batu bara.

Pada Juli 2022, BUMI telah membayar utang secara keseluruhan sebesar US$ 731,3 juta secara tunai. Jumlah tersebut terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$ 557,1 juta dan bunga sebesar US$ 174,2 juta.

Seluruh pembayaran Tranche A diharapkan akan diselesaikan pada Oktober 2022 bersamaan dengan dimulainya pembayaran Tranche B.

"Kupon PIKsejak 11 April 2018 hingga 12 Juli 2022 atas Tranche B dan C juga sudah dikapitalisasi," pungkas Dileep.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lo Kheng Hong Beberkan Strateginya Bisa Kaya Dari Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular