Top Gainers-Losers

Duo Saham Grup Bakrie Paling Cuan, OLIV Masih Aja Terboncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 August 2022 06:25
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (25/8/2022) kemarin.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,28% ke posisi 7.174,208.

IHSG sempat menyentuh zona psikologisnya di 7.200 atau tepatnya di posisi 7.210,16 pada awal perdagangan sesi I kemarin. Posisi ini juga menjadi level tertingginya kemarin. Namun, IHSG gagal mempertahankan zona psikologis tersebut.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka naik tipis 0,01% di posisi 7.195,36. Selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG cenderung 'galau' dan pada akhirnya berbalik melemah hingga akhir perdagangan.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 31 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 222 saham naik, 290 saham turun, dan 186 saham lainnya stagnan.

Investor asing mulai melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 656,12 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 536,23 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 119,89 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Saat IHSG ditutup melemah, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten jasa pengeboran dan perawatan sumur minyak yakni PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) kembali memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham OKAS ditutup meroket 34,62% ke posisi harga Rp 140/saham.

Nilai transaksi saham OKAS pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 27,23 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 212,37 juta lembar saham. Investor asing melepas saham OKAS sebesar Rp 115,37 juta di seluruh pasar.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 15 Agustus hingga kemarin, saham OKAS mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali, melemah sekali, dan sisanya stagnan sebanyak 3 kali.

Dengan ini, maka saham OKAS telah mencatatkan kenaikan hingga mencapai 81,82% dalam sepekan terakhir dan melejit 118,75% dalam sebulan terakhir.

Kabar terbaru menyebutkan OKAS tengah berniat mencari modal kerja untuk memperkuat posisi keuangan dan meningkatkan utilisasi rig perusahaan. Opsi menggandeng mitra guna menjaring pendanaan dalam bentuk kerja sama operasi menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan.

Menurut data perusahaan, permintaan jasa pengeboran memang sedang tinggi-tingginya. Utilisasi rig perusahaan mengalami kenaikan sekitar 40% pada sepanjang Januari-Juni 2022 jika dibandingkan periode sama tahun 2021.

Maka dari itu, menurut rencana OKAS, nantinya dana yang berhasil didapat bakal dipergunakan sebagai modal kerja untuk memaksimalkan peluang pasar dan meningkatkan utilisasi rig.

Selain saham OKAS, dua saham Grup Bakrie juga terpantau melesat dan masuk ke jajaran top gainers kemarin. Adapun saham Grup Bakrie tersebut yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Saham BUMI ditutup melonjak 16,78% ke posisi Rp 174/saham. Nilai transaksi saham BUMI pada perdagangan kemarin terbilang cukup jumbo yakni mencapai Rp 1,55 triliun dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 9,29 miliar lembar saham. Asing juga melepas saham BUMI sebesar Rp 972,77 juta di pasar reguler.

Sedangkan saham BRMS berakhir melesat 10,34% ke posisi Rp 256/saham. Nilai transaksi saham BRMS kemarin mencapai Rp 394 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,62 miliar lembar saham.

Seperti di saham BUMI, asing juga melepas saham BRMS sebesar Rp 336,12 juta di pasar reguler.

Seperti diketahui, saham BUMI dalam beberapa bulan terakhir menjadi salah satu saham primadona di Bursa. Terakhir, NBS Clients dilaporkan menambah kepemilikannya atas saham BUMI.

Mengutip keterbukaan informasi di BEI, NBS Clients menambah kepemilikan saham BUMI dari 9,417,265,262 saham menjadi 9.617.265.262 saham atau 6,87%.

BUMI juga telah mengumumkan penambahan modal dengan jumlah saham sebanyak 5.101.889.506 lembar seri C bernominal Rp 50 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 80 per saham.

Saham Seri C yang diterbitkan Perseroan dalam private placement atau penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) tersebut adalah untuk memenuhi permintaan konversi dari pemegang obligasi wajib konversi (OWK).

Saat IHSG melemah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

 

Saham emiten furnitur yakni PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera (OLIV) belum 'move on' dari jajaran top losers hingga perdagangan kemarin.

Saham OLIV ditutup kembali ambruk 8,82% ke posisi harga Rp 31/saham. Nilai transaksi saham OLIV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,14 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 67,83 juta lembar saham. Namun, investor asing memburunya sebesar Rp 640.000.

Ambruknya saham OLIV telah berlangsung selama 11 hari terakhir, termasuk perdagangan kemarin. Koreksi saham OLIV sepanjang 11 hari terakhir berkisar 8-9%.

Dengan ini, maka saham OLIV semakin jauh di bawah harga penawaran perdananya (Initial Public Offering/IPO) di Rp 100/saham. Dari harga perdananya hingga harga penutupan kemarin, saham OLIV sudah ambles hingga 69%.

Dalam sepekan terakhir, saham OLIV ambruk 36,73%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham OLIV anjlok 72,32%.

Bahkan, saham OLIV sempat masuk dalam radar pemantauan Bursa Efek Indonesia karena terjadi penurunan harga saham yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA) pada 15 Agustus lalu.

Hingga kemarin, BEI belum melepaskan notasi khusus yang disematkan di saham OLIV, yakni notasi Y, di mana saham OLIV belum menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sampai dengan 6 bulan setelah tahun buku terakhir.

Namun, perseroan sudah memiliki niat untuk melaksanakan RUPST dan sudah di publikasikan di website Bursa pada 10 Agustus 2022 dan juga di website resmi Perseroan pada tanggal yang sama.

Adapun rencana penyelenggaraan RUPST tersebut akan dilaksanakan pada 26 September 2022.

Sebelumnya, emiten yang bergerak di bidang perdagangan furnitur ini resmi melantai di bursa saham domestik pada 17 Mei 2022 dengan melepas 400 juta saham di harga Rp 100/unit.

Namun sayang, dalam kurun waktu dua bulan terakhir, harga saham OLIV malah makin merana dan tak jauh bergerak di kisaran harga IPO.

Sebagai informasi, OLIV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan eceran furnitur untuk barang perlengkapan rumah tangga.

Sebagai perusahaan furnitur berbasis online melalui platform marketplace yang ada saat ini, OLIV berhasil mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berbelanja produk "High Touch" secara daring.

Selain saham OLIV, terdapat pula saham emiten asuransi yakni PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI). Saham MTWI berakhir ambles 6,88% ke Rp 149/saham.

Nilai transaksi saham MTWI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 10,37 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 65,91 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham MTWI sebesar Rp 616.200.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 15 Agustus hingga kemarin, saham MTWI mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, melemah sebanyak 3 kali, dan 2 kali stagnan.

Dengan ini, maka saham MTWI telah mengalami kenaikan mencapai 12,03% dalam sepekan terakhir dan melesat 4,93% dalam sebulan terakhir.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham MTWI. Namun jika melihat kinerja laporan keuangannya, MTWI masih membukukan rugi bersih senilai Rp 1,47 miliar pada kuartal I-2022.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa MTWI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada September mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi BEI kemarin, RUPSLB tersebut mengagendakan permintaan persetujuan kepada pemegang saham atas rencana perseroan untuk melaksanakan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Perseroan juga akan meminta persetujuan kepada pemegang saham atas perubahan Anggaran Dasar Perseroan, yaitu peningkatan modal dasar perseroan.

Melalui Penawaran Umum Terbatas I, perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,4 miliar saham dengan nominal Rp 100 per saham. Harga pelaksanaan rights issue dan jumlah saham final yang akan diterbitkan akan ditetapkan kemudian.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular