
Masih Dalam Suasana Kejutan BI, IHSG Sesi I Menguat Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (24/8/2022) di tengah langkah Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan.
IHSG dibuka menguat di posisi 7.169,74 dan ditutup di zona hijau dengan apresiasi 0,04% atau 2,56 poin ke 7.165,82 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 6,98 triliun dengan melibatkan lebih dari 16 miliar saham.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah berada di zona hijau. Pukul 09:52 WIB IHSG melanjutkan penguatan 0,3% ke 7.184,73. Tetapi pukul 10:30 WIB penguatan IHSG terpangkas ke 7.175,66 dan sempat menyentuh zona merah sebelum ditarik ke zona hijau pada saat penutupan perdagangan sesi I.
Level tertinggi berada di 7.200,44 sekitar pukul 09:30 WIB dan level terendah berada di 7.154,64 sekitar pukul 11:20 WIB. Mayoritas saham siang ini menguat yakni sebanyak 251 unit, sedangkan 250 unit lainnya melemah, dan 183 sisanya stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya hari ini, yakni mencapai Rp 492,6 miliar. Sedangkan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 311,7 miliar dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di posisi ketiga sebesar Rp 275,4 miliar.
Pergerakan IHSG siang ini berlawanan dengan Wall Street yang di tutup terkoreksi di mana investor menantikomentar terbaru dari Ketua The Fed, Jerome Powell tentang kondisi inflasi dan potensi kenaikan suku bunga dalam simposium ekonomi tahunan The Fed yang akan dihelat di Jackson Hole, Wyoming, Jumat mendatang.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,47% ke posisi 32.909,59, S&P 500 terkoreksi 0,22% ke 4.128,73, dan Nasdaq Composite turun tipis 0,002% menjadi 12.381,3.
Dari dalam negeri, investor masih merespon keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2022 direspons positif oleh pelaku pasar.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,34% di Rp 14.835/US$ di pasar spot. Kebijakan BI untuk mengetatkan kebijakan moneter lewat kenaikan suku bunga tersebut diyakini BI sebagai langkah pre-emptive untuk menjangkar inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar.
Hasil RDG ini di luar dengan ekspektasi pasar. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menyatakan bahwa mayoritas responden memperkirakan MH Thamrin masih mempertahankan suku bunga acuan.
Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 13 memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%. Dua lainnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bp menjadi 3,75% pada bulan ini.
Perry mengungkapkan kenaikan ini merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk menjangkar ekspektasi inflasi inti akibat kenaikan BBM nonsubsidi dan volatile food.
Selain itu, keputusan ini dilakukan dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamental dengan tingginya ketidakpastian global yang semakin kuat.
BI menyebut tekanan inflasi pada tahun ini akan meningkat sejalan dengan kenaikan harga komoditas dan energi dunia. Bahkan, inflasi tahun ini diperkirakan akan melebihi batas yang diperkirakan bank sentral.
Berbagai perkembangan tersebut membuat bank sentral harus mengubah proyeksi. BI menilai perkembangan inflasi pada tahun ini dan tahun depan berpotensi melebihi batas yang ditetapkan BI yakni 3 plus minus 1%. Inflasi umum pada 2022 akan mencapai 5,2%. Sementara inflasi inti diperkirakan bisa menembus level 4,15%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000