Bursa Asia Dibuka Hijau! Hang Seng Melesat, IHSG Bisa Ikutan?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
26 August 2022 08:42
A man is seen against an electronic board showing stock information at a brokerage house in Hangzhou, Zhejiang province, China March 23, 2018. REUTERS/Stringer ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menghijau pada perdagangan Jumat (26/8/2022), karena investor menantikan pidato Ketua bank sentral AS di simposium Jackson Hole Amerika Serikat.

Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,56%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,85%, Shanghai Composite China naik tipis 0,04%, Straits Times Singapura bertambah 0,3%, ASX 200 Australia melaju 0,19%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,48%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah menghijaunya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 0,98% ke posisi 33.291,78, S&P 500 melonjak 1,41% ke 4.199,12, dan Nasdaq Composite melompat 1,67% menjadi 12.639,26.

Simposium Jackson Hole tahun ini sejatinya telah dimulai pada semalam waktu Indonesia. Namun, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell baru akan berpidato pada Jumat malam waktu Indonesia.

Investor akan fokus untuk mengamati pernyataan Powell yang diprediksikan akan memberikan sinyal mengenai bagaimana The Fed meredam inflasi.

"Pasar sedang mencoba untuk memutuskan apakah kita berada di siklus tengah atau siklus akhir dan mengirimkan beberapa sinyal yang berbeda," tutur Kepala Investasi SoFi Liz Young, dikutip CNBC International.

"Kami sedang menunggu untuk mendapatkan berita tentang apa yang terjadi besok dalam pidato Jerome Powell," tambahnya.

Seandainya Powell menyatakan inflasi belum mencapai puncaknya, maka akan berdampak buruk ke pasar finansial. The Fed kemungkinan masih akan sangat agresif menaikkan suku bunga di bulan depan.

Saat ini, prediksi pasar cenderung terbelah, di mana ada yang memperkirakan The Fed akan menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bp) pada pertemuan September mendatang, ada juga yang memperkirakan kenaikan 75 bp.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bp ke 2,75-3% adalah 39,5%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bp adalah 60,5%.

Selain memantau pidato dari Powell, investor juga menanti rilis data inflasi dari indeks Personal Consumption Expenditure (PCE). Indeks PCE AS periode Juli 2022 diprediksi akan sedikit mengalami penurunan yakni menjadi 6,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Juni lalu sebesar 6,8% (yoy).

Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), inflasi PCE AS pada bulan lalu juga diprediksi melandai menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,6%.

PCE sering digunakan The Fed sebagai acuan untuk mengukur inflasi dan dapat mempengaruhi tindakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular