Capek Nanjak 4 Hari, CPO Kini Ambles 1% Lebih!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
25 August 2022 10:10
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ambles di sesi perdagangan Kamis (25/8/2022), menghentikan reli selama empat hari beruntun. Apa pemicunya?

Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan anjlok 1,07% ke MYR 4.262/ton pada pukul 09:00 WIB.

Secara teknis, analis Reuters menilai harga CPO akan bergerak netral di kisaran MYR 4.085-4.350/ton, pelarian dapat menunjukkan arah.

CPO 25 AgustusSumber: Refinitiv

Pada Rabu (24/8), minyak sawit berjangka Malaysia berakhir melesat 1,65% ke MYR 4.304/ton (US$ 959,86/ton) dan menjadi kenaikan selama empat hari beruntun karena terkerek naik dengan minyak saingannya, di tengah kekhawatiran atas output minyak Amerika Serikat (AS) yang melemah.

Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade berakhir naik 0,61%, sedangkan minyak kedelai di Dalian melesat 2,75%. Laju harga minyak sawit kerap dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak saingannya seperti minyak kedelai.

"Belum ada kejelasan tren pasar kelapa sawit saat ini karena produksi telah menunjukkan pemulihan yang signifikan selama periode 1-20 Agustus. Di sisi lain, data ekspor (untuk periode yang sama) berada dalam kisaran yang sangat luas," kata Kepala Penelitian Pialang Minyak Nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani dikutip Reuters.

"Minyak sawit bingung dengan trennya sendiri, sebagian besar mengikuti pasar eksternal, terutama minyak kedelai di Chicago Board of Trade dan minyak sawit berjangka di Dalian," tambahnya.

Namun, data ekspor CPO Malaysia berbeda dari dua kargo. Kargo Societe Generale de Surveillance melaporkan ekspor CPO periode 1-20 Agustus 2022, turun 0,8% menjadi 718.291 ton jika dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.

Sementara perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia melaporkan adanya koreksi tajam sebesar 3,8% ekspor CPO di periode yang sama menjadi 622.180 ton. Hal tersebut tentunya membuat kebingungan di pasar nabati dunia.

Dari dalam negeri, Indonesia telah memperpanjang kebijakan pembebasan pungutan untuk ekspor minyak sawit hingga 31 Oktober 2022. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakannya pada hari Rabu (24/8), di tengah upaya untuk mendorong ekspor dan menopang harga minyak sawit segar petani.

Sebelumnya, pemerintah telah membebaskan pungutan ekspor CPO pada 15 Juli hingga 31 Agustus 2022, tapi kemudian kembali memperpanjang durasi kebijakannya.

Meskipun pengiriman telah dilanjutkan dan pihak berwenang telah mengubah kebijakan pajak terkait, ekspor sejauh ini tetap lambat, sehingga tangki penyimpanan mendekati kapasitas dan harga turun.

Data terakhir dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan persediaan mencapai 6,68 juta ton pada akhir Juni 2022, dibandingkan dengan sekitar 4 juta ton pada akhir Juni 2021.

Kebijakan pemerintah Indonesia tentunya sangat berpengaruh terhadap pergerakan CPO dunia karena Indonesia merupakan eksportir terbesar di dunia. Data persediaan CPO yang masih membengkak melebihi permintaan, tentunya akan menekan laju pergerakan harga CPO di pasar nabati.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terimakasih RI! Harga CPO Dunia Jadi Lebih Murah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular