Duh! Rusia Beraksi, Indonesia Bisa Merana

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 25/08/2022 08:45 WIB
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama pembicaraannya dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Kremlin pada 30 Juni 2022 di Moskow, Rusia. (Getty Images/Contributor)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia merupakan pemasok batu bara utama China. Sementara batu bara merupakan komoditas ekspor utama Indonesia yang berkontribusi besar terhadap surplus neraca perdagangan selama 27 bulan beruntun.

Namun, posisi Indonesia sebagai pemasok utama batu bara kini mulai terancam, pasalnya ada Rusia yang ekspornya ke China terus meningkat.

Berdasarkan data dari Biro Pabean China yang dikutip Reuters, Rusia mengirim batu bara ke China sebanyak 7,42 juta ton pada Juli, naik 14,4% year-on-year (yoy). Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2017.


Pengiriman dari Rusia juga jauh lebih besar dibandingkan yang tercatat pada Juni sebesar 6,12 juta ton.

Sementara itu, impor batu bara China dari Indonesia 11,7 juta ton pada Juli, naik 22% month-to-month (mtm) tetapi anjlok 40% (yoy). Beijing mengimpor batu bara dari Indonesia sebanyak 9,6 juta ton pada Juni dan 12,4 juta ton pada Mei.

Harga batu bara yang lebih murah dari harga pasaran membuat China memborong dari Rusia. Sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan sekutu ke sektor energi Rusia membuatnya tidak bisa leluasa menjual batu bara ke Barat. Alhasil, Rusia mencari pembeli baru, dengan harga diskon.

Harga batu bara thermal dengan kalori 5.500 kkal/kg misalnya, Rusia dilaporkan menjualnya di harga US$ 150/ton. Sementara batu bara dengan kualitas yang sama dari Australia harganya US$ 210/ton.

Dengan selisih harga yang cukup jauh tersebut, sudah pasti China memilih batu bara dari Rusia.

Untuk diketahui, Australia sebenarnya pemasok batu bara terbesar kedua China. Tetapi posisi tersebut kini sudah disalip oleh Rusia. Selain karena selisih harga, konflik Australia - China membuat ekspor batu baranya menjadi tersendat.

Sementara dari Indonesia, China mayoritas mengimpor batu bara dengan kalori yang lebih rendah, yakni 3.800 kkal/kg, dengan harga US$ 78/ton.

Tingkat kalori batu bara yang diimpor dari Rusia dan Indonesia memang berbeda, artinya ada segmen yang berbeda. Namun, jika Rusia terus memberikan diskon harga, bukan tidak mungkin pasar batu bara Indonesia juga akan tergerus.

Bank investasi Morgan Stanley memprediksi ekspor batu bara Rusia ke China di tahun ini akan meroket 30%.

"Kami mengestimasi kenaikan volume ekspor Rusia ke China sebesar 30% menjadi 71 juta ton, dibandingkan tahun lalu 55 juta ton," kata analis Morgan Stanley yang dikutip CNN Business, akhir Mei lalu.

Hal ini juga yang membedakan Rusia dengan Indonesia. Sebab, volume ekspor komoditas secara umum Indonesia dikatakan stagnan. 

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Peran Penting Batu Bara Bagi RI


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Q1-2025, Ekonomi Australia Tumbuh 1,3% (yoy)

Pages