
Efek Jamu Pahit BI, IHSG Sejengkal Lagi Sentuh 7.200

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (24/8/2022), di tengah pelemahan mayoritas bursa Asia-Pasifik dan Amerika Serikat (AS).
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,44% ke posisi 7.194,706. IHSG kembali mendekati zona psikologisnya di 7.200.
Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,06% di level 7.167,499. Pada perdagangan sesi I sekitar pukul 11:00, IHSG sempat menyentuh zona merah tipis. Tetapi setelah itu, IHSG kembali menguat.
Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 27 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 275 saham menguat, 246 saham melemah, dan 177 saham lainnya stagnan.
Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) masih menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya pada hari ini, yakni mencapai Rp 892,8 miliar. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 868 miliar dan saham PT Bumi Resorces Tbk (BUMI) di posisi ketiga sebesar Rp 586,3 miliar.
Dari pergerakan sahamnya, saham TLKM ditutup melesat 1,9% ke posisi Rp 4.750/unit, sedangkan saham BBCA menguat 0,63% ke Rp 7.950/unit, dan saham BUMI melejit 2,76% ke Rp 149/unit.
Penguatan IHSG terjadi di tengah memerahnya mayoritas bursa Asia-Pasifik pada hari ini dan bursa AS pada Selasa kemarin.
Di bursa Asia-Pasifik, hanya indeks KOSPI Korea Selatan, ASX 200 Australia, dan IHSG yang terpantau menguat. KOSPI menguat 0,5%, sedangkan ASX 200 terapresiasi 0,52%.
Sedangkan indeks Nikkei Jepang melemah 0,49%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,2%, Shanghai Composite China anjlok 1,86%, dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,33%.
Sementara di AS, bursa Wall Street juga ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,47% ke posisi 32.909,59, S&P 500 terkoreksi 0,22% ke 4.128,73, dan Nasdaq Composite turun tipis 0,002% menjadi 12.381,3.
Pelaku pasar di dalam negeri masih cenderung merespons positif dari langkah Bank Indonesia (BI) yang pada akhirnya menaikkan suku bunga acuannya. Tetapi, langkah BI ini terbilang tidak diprediksi oleh pasar sebelumnya.
BI kemarin menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 3,75%, secara keseluruhan pasar menyambut baik keputusan tersebut. Apalagi, meski suku bunga dinaikkan karena inflasi yang diperkirakan menanjak, pertumbuhan ekonomi diramal masih tetap tinggi.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,5%," ungkap Perry dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (23/8/2022) kemarin.
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) ini di luar dengan ekspektasi pasar. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menyatakan bahwa mayoritas responden memperkirakan MH Thamrin masih mempertahankan suku bunga acuan.
Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 13 memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%. Dua lainnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bp menjadi 3,75% pada bulan ini.
Perry mengungkapkan kenaikan ini merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk menjangkar ekspektasi inflasi inti akibat kenaikan BBM nonsubsidi dan volatile food.
Selain itu, keputusan ini dilakukan dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamental dengan tingginya ketidakpastian global yang semakin kuat.
"Naik 25 bp jadi 3,75% untuk sinergi menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan ekonomi nasional," tegas Perry dalam paparan RDG edisi Agustus 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000