Breaking News: Harga Batu Bara Anjlok 4% Lebih

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 August 2022 07:57
A truck loaded with coal drives past a stationary freight train carrying coal at Chainpur village near Hazaribagh, in eastern state of Jharkhand, Sunday, Sept. 26, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)
Foto: Sebuah truk bermuatan batu bara melewati kereta barang stasioner yang membawa batu bara di desa Chainpur dekat Hazaribagh, di negara bagian Jharkhand timur, Minggu, 26 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara anjlok pada perdagangan kemarin. Koreksi ini mengakhiri kenaikan harga yang sebelumnya terjadi dua hari beruntun.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 425/ton. Ambles 4,6% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

coalSumber: Refinitiv

Kabar dari China menjadi sentimen negatif bagi harga batu bara. Perhitungan sementara dari kepabeanan menunjukkan impor batu bara Negeri Panda pada Juli 2022 adalah 23,52 juta ton (termasuk lignit). Turun 22,07% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Ini tidak lepas dari ekonomi China yang memburuk akibat kebijakan tanpa toleransi terhadap pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pemerintahan Presiden Xi Jinping memang tidak main-main. Begitu ada kluster penularan, langsung karantina wilayah (lockdown).

Kebijakan ini membuat ekonomi China sulit bergerak. Akibatnya, berbagai indikator ekonomi mengalami pemburukan.

Pada Juli 2022, penjualan ritel tumbuh 2,7% yoy. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 3,1% yoy dan jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan di angka 5% yoy.

Kemudian investasi aset tetap pada Januari-Juli 2022 tercatat CNY 32 triliun, tumbuh 5,7% yoy. Meski masih tumbuh, tetapi melambat dibandingkan Januari-Juni 2022 yang tumbuh 6,1%.

Lalu produksi industri pada Juli 2022 tumbuh 3,8% yoy. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 3,9% yoy dan cukup jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh 4,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular