BI Ramal Inflasi Bergerak 'Liar', Lebih Dari 3 Plus Minus 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyebut tekanan inflasi pada tahun ini akan meningkat sejalan dengan kenaikan harga komoditas dan energi dunia. Bahkan, inflasi tahun ini diperkirakan akan melebihi batas yang diperkirakan bank sentral.

Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Edisi Agustus, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (23/8/2022).

"Tekanan inflasi meningkat karena harga komoditas pangan dan energi global," kata Perry.

Baca: Bos BI Ramal Transaksi Berjalan RI 2022 Surplus 1,5% PDB

Perry mengemukakan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2022 mencapai 4,94% lebih tinggi dibandingkan sebelumnya 4,35%. Sementara itu, inflasi volatile food mencapai 11,47%, yang dipengaruhi harga pangan global.

"Inflasi administered prices meningkat 6,51% sejalan dengan angkutan udara dan BBM non subsidi meskipun pemerintah memberikan subsidi ke harga BBM tertentu dan listrik," katanya.

Adapun inflasi inti tercatat masih rendah yakni 2,86%, yang didukung konsistensi kebijakan bank sentral dalam menjaga ekspektasi inflasi yang akan meningkat didorong harga energi dan pangan global.

Baca: BI Bawa Kabar Happy: Ekonomi RI Bakal Terus Melesat!

"Ekspektasi inflasi dan inflasi inti akan meningkat akibat BBM non subsidi, dan tingginya volatile food dan menguatnya inflasi dari permintaan," jelasnya.

Perry mengatakan, berbagai perkembangan tersebut membuat bank sentral harus mengubah proyeksi. BI menilai perkembangan inflasi pada tahun ini dan tahun depan berpotensi melebihi batas yang ditetapkan BI yakni 3 plus minus 1 persen.

"Diperlukan sinergi kebijakan pusat dan daerah untuk langkah pengendalian," katanya.

Baca: BI 'Ramal' Agustus Deflasi, Really?

(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%