
Menanti Keputusan BI Rate, IHSG Sesi I Ditutup Hijau!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (23/8/2022). Rebound IHSG dibanding hari kemarin terjadi jelang keputusan rapat kebijakan moneter terbaru Bank Indonesia (BI) hari ini.
IHSG dibuka menguat 0,1% di posisi 7.114,76 dan ditutup di zona hijau dengan apresiasi 0,74% atau 52,68 poin ke 7.160,67 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 7,88 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah berada di zona hijau. Selang 5 menit perdagangan IHSG sudah menguat 0,24% ke 7.125,2. Pukul 09:30 WIB IHSG terpantau kembali melanjutkan penguatan sebesar 0,73% ke 7.160,14 dan konsisten berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I.
Level tertinggi berada di 7.175,51 sekitar pukul 09:50 WIB dan level terendah berada di 7.107,06 sesaat setelah perdagangan dibuka. Mayoritas saham siang ini menguat yakni sebanyak 270 unit, sedangkan 224 unit lainnya melemah, dan 181 sisanya stagnan.
Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya hari ini, yakni mencapai Rp 504 miliar. Sedangkan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 386,1 miliar dan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) di posisi ketiga sebesar Rp 353,1 miliar.
Pergerakan IHSG siang ini enggan mengekor Wall Street yang ditutup melemah signifikan semalam, di mana investor hingga saat ini masih mengantisipasi komentar terbaru Ketua The Fed Jerome Powell tentang kondisi inflasi dan potensi kenaikan suku bunga dalam simposium ekonomi tahunan bank sentral AS yang akan di helat di Jackson Hole, Wyoming hari Jumat (26/8/2022) mendatang.
"Ketua Fed, Powell kemungkinan akan terdengar jauh lebih hawkish selama pidatonya di Jackson Hole pada Jumat pukul 10 pagi daripada yang dilakukan pada konferensi pers 27 Juli 2022, ketika dia mengatakan suku bunga Fed Fund sudah kembali ke netral," tulis Analis Wolfe Research Chris Senyek yang dikutip CNBC International.
Saat ini, prediksi pasar cenderung terbelah, di mana ada yang memperkirakan The Fed akan menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 50 bp pada pertemuan September mendatang, ada juga yang memperkirakan kenaikan 75 bp.
Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bp ke 2,75-3% adalah 58,5%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bp adalah 41,5%.
Untuk hari ini pelaku pasar masih menunggu keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan.
Ekspektasi pasar terhadap kenaikan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRR) menurun.Bila pada Juli ada ekspektasi besar akan kenaikan suku bunga, maka pada Agustus ekspektasi pasar kembali mengarah kepada stay.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan sebagian besar lembaga/institusi memproyeksikan BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%.
Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 10 memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,50%. Dua lainnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini.
Inflasi inti dan stabilitas rupiah masih terkendali menjadi modal bagi BI dalam mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini.
Inflasi inti pada Juli tercatat 0,28% (month to month/mtm) dan 2,86% (year on year/yoy). Inflasi inti tahunan sebenarnya sudah merangkak naik dari 1,84% pada Januari menjadi 2,86% pada Juli. Namun, dalam beberapa kesempatan Perry selalu menegaskan jika inflasi inti masih terkendali di sasaran BI 2-4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000